BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam dunia pendidikan sepertinya tak akan pernah habis segala
upaya dan usaha untuk meningkatkan kualitasnya. Berbagai programpun dilakukan
demi mencapai pendidikan terbaik. Hal ini pun melibatakan berbagai keilmuan
yang bisa dijadikan sebuah bantuan untuk merealisasikan hal tersebut, dan salah
satunya adalah filsafat pendidikan islam yang hadir untuk membantu
menyelesaikan berbagai permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia
pendidikan. Melalui proses pemikiran filsafat yang radikal, dan mengakar itulah
berbagai permasalahan pendidikan mampu terselesaikan. Adapun kehadiran filsafat
pendidikan islam yang merupakan cabang-cabang dan perkembangan daripada
filsafat itu sendiri merupakan faktor yang sangat penting bagi pendidikan dan
dalam makalah Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem akan kami uraikan
beberapa peran penting suatu sistem yang dimiliki Filsafat Pendidikan Islam
Sebagai Sistem.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
Pendidikan Islam Sebagai Sistem
1. Pengertian
Filsafat Pendidikan Islam
Falsafah pendidikan yaitu aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan
falsafah itu sebagai jalan untuk mengatur,menyelaraskan dan memadukan proses
pendidikan. Falsafah pendidikan itu dapat menjelaskan nilai-nilai yang
diusahakan untuk mencapainya. Dengan ini maka falsafah, falsafah pendidikan,
dan pengalaman kemanusiaan merupakan tiga unsur yang bersatu dan berpadu.
Sedangkan pendidikan adalah proses yang sangat panjang demi menuju tercapainya
tujuan pendidikan. Bukan aktivitas spontan yang sekali terjadi. Sebagai sebuah
proses, maka pendidikan adalah rangkaian aktivitas terprogram, terarah, dan
berkesinambungan. Dengan demikian pendidikan bukanlah suatu proses yang
asal-asalan yang tanpa perencanaan dan tanpa pengorganisasian.
Karena pendidikan merupakan aktivitas , tentu ada banyak komponen yang menopang
setiap aktivitas tersebut. Komponen tersebut saling bergantungan , saling
berhubungan, dan saling menentukan. Corak suatu sistem pendidikan tampaknya
dipengaruhi oleh cara pandang dari setiap masyarakat, kelompok, atau bangsa
masing-masing. Cara pandang ini erat kaitannya dengan latar belakang filsafat
dan pandangan hidup mereka. Sebab bagaimanapun pandangan hidup ini mencerminkan
jati diri yang harus diperhatikan serta dikembangkan dan selanjutnya diwariskan
kepada generasi muda. Dari pendapat itu dapat dikatakan, jika pendidikan islam
sebagai suatu sistem yang memiliki komponen ,maka corak sistem pendidikan islam
tentulah mengacu kepada sumber Al-qur’an dan Hadits .
Sebagai mana telah di kemukakan bahwa filsafat sebagai induk ilmu
pengetahuan ( the mother of sciences ) telah berkembang demikian pesatnya dan
membentuk berbagai macam cabang dan aliran filsafat serta dalam bentuk
filsafat- filsafat khusus , yang mendasari perkembangan dan terbentuknya
berbagai macam cabang ilmu pengetahuan . Dan pada akhirnya ternyata
dalam zaman perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin menunjukan
gejala spesialisasi yang ketat sekarang ini ,filsafat sangat diperlukan dan
berfungsi sebagai pedekatan interdisipliner sistem. Untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang filsafat pendidikan islam sebagai suatu sistem ,maka perlu
ditelusuri di mana letaknya dalam dunia filsafat dan ilmu pengetahuan sepanjang
proses perkembangannya .
Dalam dunia filsafat , filsafat pendidikan merupakan suatu bentuk filsafat
khusus, yaitu bagian atau cabang dari filsafat Islam yang mengkhususkan
obyek dan sasaran pembahasaannya dalam bidang pendidikan . jika filsafat Islam
,sebagaimana halnya dengan dilsafat pada umum nya mempunyai obyek yang luas ,
yaitu yang meliputi alam semesta , alam manusia dan yang di balik alam maka
filsafat pendidikan Islam sebagai bagian cabangnya , membatasi obyek dan
sasaran dan pembahasannya pada alam manusia, yaitu mengenai hakikatnya,
perihidup dan kehidupannya
.
Dapat pula di katakan bahwa filsafat pendidikan Islam , merupakan penggunaan
dan penerapan filsafat Islam dalam dunia kependidikan. Dengan demikian filsafat
pendidikan Islam sebagai suatu sistem , ia selalu berkaitan dan sejalan dengn
sistem induknya,yaitu fisafat Islam .
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian flsafat pendidikan
Islam,sistem dan perkembangannya sepanjang sejarah perkembangan umat islam
,berikut ini akan di uraikan
:
1. Filsafat Islam dan pendidikan .
2. Metode dan peranan filsafat pendidikan Islam ,
3. Perkembangan dan pemikiran-pemikiran baru
dalam pendidikan
Islam.
2. Pengertian
Sistem
kemudian sitem, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yang artinya suatu
keseluruhan yang tersusun secara keseluruhan dari banyak bagian whole
compounded of several parts.(Tatang Amirin, 1886: 11). Diantara bagian-bagian
itu terdapat hubungan yang berlangsung secara teratur.
Suatu sistem mengandung
hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya suatu kesatuan organisasi
b. Adanya komponen yang membentuk kesatuan
organisasi
c. Adanya hubungan keterkaitan antara komponen
satu dengan yang lain
d. Adanya gerak dan dinamika
e. Adanya tujuan yang ingin dicapai
Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis, kontekstual dan untuk itu suatu
sistem pendidikan haruslah terbuka terhadap tuntutan kualitas dan relevansi.
3. Filsafat
Islam dan Pendidikan
Perkembangan filsafat dalam dunia islam, nampak nyata setelah umat islam
bangsa Arab muslim pada masa itu berkomunikasi dengan dunia sekitarnya,
berhubungan dengan peradaban dan kebudayaan bangsa-bangsa yang didudukinya
serta menerima pengaruh daripadanya. Perkembangan filsafat tersebut dipercepat
oleh kaum muslimin dengan adanya usaha penerjemahan berbagai macam buku ilmu
pengetahuan, terutama filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab. Namun
demikian,bukan berarti bahwa pemikiran- pemikiran filosofis belum dikenal oleh
umat islam sebelum itu. Sebelum masuknya istilah filsafat dan filosof dalam
dunia islam, umat islam telah mengenal istilah “ Al- Hikmah” dan usaha untuk
mencari Al-Hikmah, yang mempunyai pengertian dasar yang sama dengan filsafat.
Al- Hakim, yang berarti orang yang memiliki al-hikmah disebut juga filosof.
Musthofa
‘Abd al-Raziq dalam bukunya “TAmhid li Tarikh al falsafah al
islamiyah”, menjelaskan bahwa dalam kepustakaan Arab, istilah “al-hakim dan
al-hikmah” dengan istilah “filsafat dan filosof”, dipakai secara begantian
untuk menyatakan pengertian filsafat dan filosof dalam islam. Bahkan
Aristoteles yang dianggap bapak filsafat Yunani, disebut juga sebagi
“al-hakim”. Pengertian yang sama juga dikemukakan oleh Omar Muhammad al
Toumy al Syaibany dalam bukunya falsafah pendidikan islam.
Islam datang dengan membawa Al-qur’an sebagai sumber dan dasarnya. Al-qur’an
juga disebut sebagai Al-Hakim, dan ini berarti bahwa Al-qur’an adalah merupakan
sumber dan perwujudan Al-hikmah atau filsafat dalam Islam. Al-qur’an juga
menegaskan bahwa usaha mencari al-hikmah (berfilsafat) itu hanya mungkin
dikerjakan oleh orang yang berakal. “Allah memberikan al-hikmah kepada mereka
yang menghendaki dan berusaha mencarinya, dan barang siapa yang memperoleh
al-hikmah, berarti telah memperoleh kebajikan dan kebijaksanaan yang banyak,
tetapi hanya orang-orang yang berakal sajalah yang mampu berusaha mencari
hikmah tersebut (berfilsafat).
Firman Allah SWT dalam surah Al-Baqarah 269 :
الألْبَابِ أُولُو إِلا يَذَّكَّرُ وَمَا كَثِيرًا خَيْرًاأُوتِيَ فَقَدْ الْحِكْمَةَ يُؤْتَ وَمَنْ يَشَاءُ مَنْ الْحِكْمَةَيُؤْتِي
Artinya : “Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al
Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang
dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari
firman Allah)”.
Dengan demikian jelas bahwa usaha mencari Al-hikmah , menurut ajaran islam
hanya mungkin dikerjakan dengan menggunakan akal pikiran. Usaha mencari
Al-hikmah, kebajikan dan kebijaksanaan dengan menggunakan akal pikiran adalah
pengertian dasar dari filsafat. Jadi Al-hikmah dan usaha mencari Al-hikmah,
tidak lain kecuali “filsafat dan bersfilsafat” dalam islam. Dan uraian
tersebut, jelas bahwa filsafat dan kegiatan berfilsafat sudah ada dan
dikerjakan dalam dunia islam, sebelum istilah filsafat masuk kedalamnya. Dan
Al-qur’an adalah merupakan sumbernya, baik secara material, maupun secara
formal.
4. Sistem
filsafat dalam islam
Diantara ciri khusus sistem filsafat dalam islam, adalah penggunaan Al-qur’an
sebagai sumber filsafat dan pembimbing bagi kegiatan berfilsafat. Dalam
Al-qur’an bertebaran ayat-ayat yang memerintahkan, mendorong, serta membimbing
umat islam untuk menggunakan akal, berfikir, bertafakkur, bertafakkuh,
menggunakan penyelidikan, penelitian dan sebagainya. Kesemuanya itu disamping
mendorong untuk berfilsafat, sekaligus juga menunjukan bagaiman cara atau
metode berfilsafat serta bagaimana mengambil pelajaran daripadanya.
Semua sistem kefilsafatan, yang menjadi pokok pengkajian dengan melalui
pemikiran yang mendalam, teliti dan bebas selalu berkisar pada masalah, yaitu
ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Filsafat islam, sebagai suatu sistem
kefilsafatan juga mengandung ketiga unsur tersebut. Perbedaan antara sistem
filsafat pada umumnya dengan filsafat islam, adalah pada pandangannya yang
serba “ islami”. Jika filsafat pada umumnya telah sampai pada kesimpulan
ontologis tentang adanya sebab pertama (causa prima) dari adanya segala
sesuatu, ternyata apa dan bagaimana adanya causa prima tersebut, filsafat tidak
mampu memberikan jawaban yang pasti. Berbagai bentuk dan ragam agama budaya
adlah merupakan jawaban falsafati tentang adanya causa prima tersebut. Dalam
hal ini islam menegaskan bahwa causa prima tersebut adalah Yang menciptakan
alam dan sekaligus yang mengembangkan alam. Ia adalah Khaliq al-‘alam dan
sekaligus sebagai Rabbal ‘alam. Dalam ontologi islam, ia adalah sebagai wajib
al-wujud, sedangkan ‘alam sebagai yang mungkin al wujud. Karena adanya alam
tergantung pada yang wajib adanya, yaitu Allah SWT, maka alam bersifat islami
(tunduk, patuh, taat) kepadaNya.
Definisi sistem yang lain dikemukakan Anas Sudjana yang mengutip pendapat
Johnson, Kost dan Rosenzweg sebagai berikut “Suatu sistem adalah suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau
perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau
keseluruhan yang kompleks”. Sistem juga dikatakan sebagai kumpulan berbagai
komponen yang masing- masing saling terkait, tergantung, dan saling menentukan.
Dengan kata lain sistem dapat kita simpulkan suatu kumpulan yang secara
keseluruhan yang bersifat kompleks dan terorganisir yang di dalamnya terdapat
himpunan komponen yang saling berkaitan secara bersama-sama dan berfungsi untuk
mencapai tujuan sistem. Jika dikaitkan dengan pendidikan, sistem pendidikan
mempunyai makna satu rangkaian pemikiran dalam bidang pendidikan yang
terorganisasi atau sistem pendidikan dapat disebut juga sebagai sekelompok dari
unsur-unsur pendidikan yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama.
Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: asas
pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek
pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan
lingkungan pendidikan. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan yang
tersebut di atas harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama.
Berikut ini gambar sistem pendidikan :
Berikut ini gambar sistem pendidikan :
v INSTRUMENTAL INPUT
v RAW INPUT
v PROSES
v OUTPUT
v ENVIRONMENTAL INPUT
5. Filsafat Pendidikan Islam Sebagai Sistem
filsafat pendidikan islam sebagai suatu sistem
yaitu merupakan komponen- komponen yang terdapat dalam pendidikan islam harus
dipahami, dan dikembangkan secara utuh dan tidak boleh saling terpisahkan
melainkan harus menjadi satu kesatuan yang berkaitan satu sama lain. Dan
komponen - komponennya adalah sebagai berikut:
1) Tujuan Pendidikan Islam
2) Kurikulum Pendidikan Islam
3) Strategi Pendidikan Islam
4) Evaluasi Pendidikan Islam
Untuk lebih jelas dan mudah memahami filsafat pendidikan islam sebagai sistem
maka perhatikan bagan berikut :
Dari bagan diatas dapat terlihat betapa pentingnya sebuah sistem yang terdiri
dari berbagai komponen antara lain tujuan, kurikulum, strategi, evaluasi, dan
keterlibatan filsafat pendidikan islam didalamnya semuanya adalah satu kesatuan
dari sebuah sistem yang saling tetrkait dan berhubungan. Semua komponen yang
terdapat pada sistem adalah penting dan bahkan bisa menjadi tidak penting jika
salah satu diantaranya hilang. Maka, sangatlah perlu menggabungkan semua
komponen tersebut agar menjadi sistem yang tepat guna.
Filsafat pendidikan islam yang kita kehendaki adalah suatu pemikiran yang serba
mendalam, mendasar, sistematis, terpadu dan logis, menyeluruh serta universal
yang tertuang atau tersusun ke dalam suatu bentuk pemikiran atau konsepsi
sebagai suatu sistem. Sistem adalah suatu keselurahan yang bulat yang terdiri
dari sub-subsistem (bagian-bagian atau komponen-komponen) yang satu sama lain
mempunyai kaitan pengertian sebagai suatu kebulatan yang utuh. Dikaitkan dengan
islam adalah jelas dimaksudkan bahwa falsafah tersebut merupakan pelahiran
(manifestasi) dari berbagai sumber daya pikiran, perasaan, dan kemauan yang
bersumberkan ajaran agama islam. Hal ini dinyatakan oleh ahli pikir sebagai
sesuatu yang bernapaskan islam di sepanjang waktu dan tempat.
Mengingat filsafat pendidikan islam adalah falsafah tentang pendidikan yang
tidak dibatasi oleh lingkungan kelembagaan islam saja atau ilmu pengetahuan dan
pengalaman keislaman semata-mata. Melainkan menjangkau segala ilmu dan
pengalaman yang luas, seluas aspirasi masyarakat muslim, maka pandangan dasar
yang dijadikan titik tolak studinya adalah ilmu pengetahuan teoretis dan
praktis dalam segala bidang keilmuan yang berkaitan dengan masalah kependidikan
yang ada dan yang aka ada dalam masyarakat yang berkembang terus tanpa
mengalami kemandekan. Inilah salah satu ciri masyarakat modern sekarang,
dinamika (geraknya) terus melaju sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidupnya yang
semakin meningkat.
Mengikuti dinamika masyarakat yang bertendensi kearah perubahan sosial yang
menyeluruh, itulah tugas studi filsafat pendidikan islam, karena harus mampu
menyerap dan mengakomondasi serta menginterpretasi segala tuntutan zaman dan
kecenderungan (trens)masyrakat. Sudah barang tentu segala sesuatunya
dipelajari atas dasar sikap selektif terhadap segala gejala kemajuan atau
perkembangan yang tidak menyalahi kaidah-kaidah agama islam.
Di sinilah keuntungan kita, karena agama ini berwatak dan berkemampuan
melakuakan akulturasi dan bahkan dalam batas-batas tertentu dapat melakukan
akomodasi terhadap gejala kultural yang diterima secara selektif tersebut. Oleh
karena itu, sikap lentur (fleksibel) islam sebagai agama dan kebudayaan
memberikan ruang lingkup peluasan pemikiran falsafah pendidikan sampai jauh ke
masa depan dan sedalam dan seluas masa kini dan lampau, sejalan dengan
kaidah-kaidah yang mendasarinya.
Terbukti dalam sejarah perkembangan pemikiran islam tentang gejala hidup
duniawi dalam segala bidangnya. Filosof-filosof islam atau pemikiran muslim
dapat mengungkapkan kedunia barat pada khususnya bahwa islam ternyata tidak
hanya melacak masalah-masalah keagamaan atau ritualisasi normative saja,
melainkan juga menggerakkan aspirasi manusia dalam penggalian ilmu pengetahuan
yang oleh dunia modern saat ini tetap diingat sebagai basis pengetahuan yang
berdaya.
Beberapa pemikiran tentang pendidikan islam yang tercatat dalam sejarah sebagai
pendiri sekolah-sekolah yang terkenal antara lain Nurudin Zauky di zaman
dinasti Ayyubi dan Nizham Al-Mulk di zaman bani saljuk, yang pernah merintis
kea rah pendidikan formal, berupa sekolah diiringi dengan metode-metode
pengajaran child centered pada masanya. Kualitas nilainya
dalam kependidikan tetap dianggap baik sampai masa kini.
6.Pentingnya Menciptakan Falsafah Islam untuk Pendidikan dan
Pengajaran Kita
Falsafah mempunyai kepentingan yang sangat
besar bagi setiap sistem pendidikan yang berusaha kearah perbaikan, kemajuan,
dan keteguhanbangunana dan dasar. Pendidikan kata Dr. Fauzy Al-Najjar : ”Tidak
akan tumbuh berkembang, dan selaras dalam bidang kemajuan selagi hal itu tidak
bersandar pada pemikiran falsafah yang selalu disertai dengan pembaharuan dan
daya cipta dalam dunia yang selalu bertarung dengan ilmu dan teknologi. Selagi
kita masih bertanya : “Mengapa kita mengajar? Bagaimana kita mengajar? Selam
itu pendidikan akan tetap sengat memerlukan falsafah.
Jadi falsafah pendidikan yang baik haruslah memberi pedoman kepada
perancang-perancang dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran. Hal itu akan mewarnai segala perbuatan mereka dengan hikmah.,
menautkan usaha-usahapendidikan mereka dengan falsafah umum untuk Negara dan
bangsanya. Selain itu juga dapat menjauhkan mereka dari sifat meraba-raba dan
mencari penyelesaian masalah-masalah pendidikan dan falsafah pendidikan
merupakan sistem yang dapat menolong perancangan-perancangan pendidikan dan
orang-orang yang melaksanakannya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas maka dapat kami simpulkan bahwa beberapa
pemikiran tentang filsafat pendidikan islam sebagai sistem sangatlah tepat.
Karena melalui filsafat pendidikan islam semua aspek pendidikan dapat terarah
lebih tepat. Filsafat pendidikan islampun merupakan sistem yang
mampu mencari penyelesaian masalah-masalah pendidikan sehingga
mencermatkan arah pendidikan agar sesuai dengan apa yang menjadi tujuan
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
v Muzayyin Arifin, Filsafat
Pendidikan Islam (Edisi Revisi), Jakarta: Bumi Aksara 2009.
v Omar Muhammad Al-Toumy Al-
Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
1979.
Gambar sriwahyuni21066.files.wordpress.com |