Rouf 'Azmi Lanjut Baca [media pembelajaran rosul] | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Wednesday 3 February 2010

Lanjut Baca [media pembelajaran rosul]

Baca Paragraf Sebelumnya: Klik Disini

b.      Menggunakan jari tangan
حَدَّثَنِيْ عَمْرٌوَ النَّاقِدُ. حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ الزُّبَيْرِيُّ. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدُالْعَزِيْزِ عَنْ عُبَيْدِاللهِ بْنِ أَبِيْ بِكْرِ بْنِ أَنَسٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍقَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا، جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ" وَضَمَّ أَصَابِعَهُ.(رواه مسلم)[11]
Artinya:
Telah menceritakan padaku Amrun dan Naqid. Telah menceritakan pada kami Abu Ahmad Zubair. Telah menceritakan pada kami Muhammad bin Abdul Aziz, dari Ubaidillah bin Abu Bakar bin Anas, dari Anas bin Malik r.a: Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa memelihara dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat dia datang bersamaku,” beliau menggenggam jemarinya. (HR. Imam Muslim).

Dalam hadits di atas, Nabi SAW menjelaskan tentang keistimewaan orang yang menyantuni atau memelihara dua anak perempuan dengan menggunakan jari tangan beliau. Nabi SAW menggenggamkan jemarinya untuk memberikan penekanan tertentu sehingga dapat dipahami bahwa Jika orang yang memelihara dua anak perempuannya hingga ia dewasa, atau sudah bisa menikah. Maka kelak hari kiamat dia akan dekat dengan Nabi SAW.[12]
Dari penjelasan mengenai hadits tersebut, dapat dipahami bahwa ketika Nabi SAW menjelaskan tentang ajarannya, beliau menggunakan media yang variatif dan komunikatif yang disesuaikan dengan kondisi pada saat itu. Pada saat itu Nabi SAW menjelaskan dengan genggaman jemari beliau dengan maksud bahwa genggaman itu adalah suatu kedekatan antara Nabi SAW dengan orang yang dijelaskan dalam hadits tersebut. Dengan menggenggamkan jemari tangan, maka akan lebih memudahkan dan memahamkan para sahabat dalam menerima penjelasan dari Nabi SAW.

c.      Menggunakan Kerikil
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ, وَأَخْبَرَنَا خَلَّادُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا بَشِيْرُ بْنُ الْمُهَاجِرِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الله بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيْهِ. قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "هَلْ تَدْرُوْنَ مَا مَثَلُ هَذِهِ وَ هَذِهِ؟ وَرَمَى بحصَاتَيْنِ قَالُوا الله وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ هَذَاكَ الْأَمَلُ وَهَذَاكَ الْأَجَلُ". قَالَ أَبُو عِيْسَى هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ غَرِيْبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. (سنن الترمذي)
Artinya :
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Isma’il, dan telah memberi kabar kepada kami Khollad bin Yahya, telah menceritakan kepada kami Basyir ibn al-Muhajir, telah memberi kabar kepadaku Abdullah bin Buraidah dari Ayahnya, beliau berkata: “Rasulullah S.A.W  bertanya kepada para sahabat, Tahukah kalian semua, apakah sesuatu ini? Rasulullah SAW sambil melemparkan dua kerikil, para sahabat menjawab, Allah dan Rasul-Nya lah yang lebih tahu, kemudian Rasulullah SAW bersabda Sesuatu ini adalah angan-angan dan ini adalah ajal”. Abu ‘Isa berkata: Ini hadits hasan yang nampak asing.  (HR. At-Tirmidzi).

Hadits di atas menjelaskan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, tentang dua benda yang beliau pegang lalu melemparnya, namun sahabat menjawab, hanya Allah dan RasulNya yang tahu, beliau menjawab dua benda itu adalah kerikil sebagai salah satu media dalam pendidikan yang diajarkan Rasulullah SAW dengan mengumpamakan dua kerikil itu bagaikan angan-angan dan ajal seseorang. Maksudnya angan-angan disini adalah kehidupan manusia di dunia dan ajal disini adalah kematian atau ajal seseorang. dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan seperti halnya dua sisi mata uang. Keduanya sudah menjadi kodrat Allah SWT dalam menentukan jalan kehidupan dan ajal manusia.
Dalam hadits ini dapat dipahami bahwa Nabi SAW menggunakan dua kerikil itu sebagai media pembelajaran, untuk memberikan tanda peringatan bagi umat manusia bahwa kehidupan tidak hanya sekali saja, tetapi masih ada kehidupan lain setelah kehiduan di dunia ini, sehingga peran media dalam pembelajaran adalah membantu pemahaman untuk mencapai tujuan pendidikan.[13]

Dari beberapa penjelasan mengenai isi kandungan hadits-hadits di atas,  dikisahkan tentang Rasulullah SAW menggunakan gambar, jari tangan dan kerikil sebagai penjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah SAW menggunakan sarana-sarana tersebut untuk memberi gambaran perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya. Jika kita korelasikan dengan dunia pendidikan, hadits-hadits tersebut berkaitan dengan salah satu komponen dalam dunia pendidikan yakni media pembelajaran.

D.    Rekonstruksi Media Pembelajran Masa Rosululloh SAW
Dalam hadits-hadits Nabi SAW di atas, sudah tersirat mengenai manfaat media pembelajaran, diantaranya yakni ketika Nabi SAW menjelaskan ajarannya menggunakan media seperti gambar, kerikil, dan jari tangan. Dengan media tersebut, para sahabat menjadi lebih paham dengan apa yang disampaikan Nabi SAW. Secara lebih luas, ada banyak manfaat yang diperoleh dari menggunakan media pembelajaran dalam mengajar, diantaranya:
1.        Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa untuk menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik.
2.        Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam memberikan materi pelajaran.
3.        Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
4.        Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
5.        Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas.
6.        Mengatasi keterbatasan ruang waktu dan daya indera seperti: terlalu besar, terlalu kecil, gerak terlalu lambat, gerak terlalu cepat, peristiwa masa lalu, kompleks, dan konsep yang terlalu luas.[14]
Drs. Sudirman N. (1991) mengemukakan beberapa prinsip pemilihan media pembelajaran yang dibaginya ke dalam tiga kategori.[15]
1.       Tujuan Pemilihan
Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Dan tujuan tersebut juga harus mempertimbangkan peserta didik yang menjadi target pembelajaran, dalam arti harus disesuaikan dengan tingkat jenjang pendidikan.
2.        Karakteristik Media Pembelajaran
Memahami karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan ketrampilan pemilihan media pembelajaran. Jika kurag memahami karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan pada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif.


3.       Alternatif Pilihan
Dalam proses belajar mengajar, dibutuhkan variasi yang beragam dalam menggunakan media pembelajaran, sehingga ada alternatif pilihan dalam menggunakan media pembelajaran.
Pada zaman Nabi SAW, Media pembelajaran yang digunakan masih sederhana, berbeda dengan Pembelajaran  sekarang yang  umumnya sudah menggunakan media teknologi yang serba canggih. Akan tetapi media pembelajaran yang diterapkan oleh Nabi SAW dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam pembelajaran masa sekarang. Apabila kita perhatikan dengan seksama, ternyata media yang diterapkan Nabi SAW adalah sudah sesuai dengan kondisi belajar pada saat itu, sehingga apa yang diajarkan oleh Nabi SAW menjadi tepat sasaran dan lebih memahamkan. Begitu pula seharusnya, media pembelajaran pada saat ini harus disesuaikan dengan kondisi belajar yang ada.
Selain harus sesuai dengan kondisi belajar, media pembelajaran juga harus bisa menghasilkan interaksi yang padu antara guru dan murid. Bagi seorang Guru, memandang media pendidikan sebagai alat bantu utama untuk menunjang keberhasilan mengajar dan memperkembangkan metode-metode yang dipakainya. Bagi Siswa, memandang media pendidikan sebagai suatu kebutuhan untuk meningkatkan pengertian atau pemahamannya dalam rangka mencapai hasil belajar yang diharapkan.[16]

E.     Kesimpulan
Media pembelajaran merupakan alat bantu atau sarana yang dijadikan sebagai perantara atau piranti komunikasi untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa ilmu pegetahuan dari berbagai sumber ke penerima pesan atau informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Rasulullah SAW menggunakan media pembelajaran seperti gambar, jari tangan dan kerikil sebagai penjelas dalam menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah SAW menggunakan sarana-sarana tersebut untuk memberi gambaran perumpamaan dan mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya.
Pada era globalisasi ini sudah dikenal berbagai macam media pembelajaran modern yang pada intinya memiliki berbagai manfaat yang sama yakni untuk mencapai tujuan awal dari pendidikan atau pembelajaran.

F.     Daftar Pustaka
o   Yunus, Mahmud. 1992. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Hidakarya Agung.
o   Zuhairini. 2008. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
o   Ibnu Hajar Atsqalani, Kitab Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari
o   Abdul Fattah Abu Ghuddah200940 Metode Pendidikan dan Pengajaran RasulullahBandung: Irsyad Baitus Salam
o   Shinqithy Djjamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, 2002. Ringkasan Shahih Muslim, Bandung: mizan.
o   Syah, Darwyn. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam Jakarta: Gaung Persada Press
o   Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
o   Daradjat, Zakiah. 1995. Metode Khusus Pengajaran Agama IslamJakarta:Bumi Aksara.




[1] Q.S.:  Al-Alaq,  ayat : 1-5
[2] Q.S.:  Al-Mudatsir , ayat : 1-7
[3] Prof. Dr.H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1992. Hal 6
[4] Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9, 2008. Hal 28
[5] Ibid., Hal. 27
[6] Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:PT.Raja Grafindo, 1992 Persada,2008. Hal 26
[7] Dra. Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet.9,2008 hal 37
[8] Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta:PT. Hidakarya Agung, 1992. hal 16
[9] Ibnu Hajar Atsqalani, Kitab Fathul Bari Syarah Shahih al-Bukhari, Hadits ke-6054.
[10] Abdul Fattah Abu Ghuddah,40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2009), hlm. 131-132.
[11] An-Nawawi, Al Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Hajjaj, Hadits ke-2631.
[12] Shinqithy Djjamaluddin dan H.M. Mochtar Zoerni, Ringkasan Shahih Muslim, (Bandung: mizan, 2002), hlm. 125.
[13] Sunan At-Tirmidzi (juz 4), CV. Asyifa Semarang, 1992,  hlm.  468.
[14] Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hlm 125-126.
[15] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), hlm. 143-144
[16] Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, cet.ke-1, (Jakarta:Bumi Aksara, 1995), hlm. 226-227

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 2:10 pm Kategori:

Comments
0 Comments

0 comments: