Rouf 'Azmi Lanjut Baca [pendidikan amerika serikat] | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Tuesday 2 February 2010

Lanjut Baca [pendidikan amerika serikat]

Baca Paragraf Sebelumnya: Klik Disini

D.    Sistem Pendidikan di Amerika Serikat
Ada dua macam pendidikan di AS, yaitu negeri dan swasta, tetapi antara keduanya ada pendidikan di rumah. Karena tidak disebutkan dalam konstitusi, maka tanggung jawab pendidikan adalah pada negara bagian. Pengawasan pendidikan dilakukan oleh 3 pihak, yaitu federal, state, dan local control. Di tingkat lokal, pengawasan dilakukan oleh dewan sekolah, pengawas, sekolah kabupaten, orang tua, dan masyarakat. Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten.[6]
Tiap sekolah memiliki sistem pendidikan. Jika jumlah sekolah di AS ada 14.000, ini berarti ada 14.000 macam sistem pendidikan. Jumlah tersebut dari tahun ke tahun menurun. Pada tahun 1930 sebanyak 130.000 ribu, dan pada tahun 2000 tinggal 14.000. Jam belajar diatur setiap hari antara 6-7 jam, termasuk makan siang. Dalam setahun hari masuk sekitar 180-190 yang terbagi dalam 4 kuartal @ 9 minggu untuk SMU. Sedangkan tingkat SD-SLTP sehari antara 6-7 jam pelajaran @ 45-55 menit. Terkadang ada penjadwalan dengan waktu 90 menit yang disebut dengan block.
Kurikulum inti ditentukan oleh tiap state, terdiri dari: seni bahasa (menulis, ejaan, membaca), bahasa, sains, matematika, ilmu pengetahuan sosial, dan olah raga. Persyaratan lulusan ditentukan oleh tiap state, dan saat itu 34 states mengharuskan tes bagi siswa yang menghasilkan produk, jadi bukan tes tertulis. Produk tersebut antara lain berupa hasil riset dan dipresentasikan di depan kelas. Ebtanas tidak ada. Nampaknya, tidak ada satu sistem pendidikan tertentu yang harus dianut di AS.



E.     Hal teknis lainnnya dalam pendidikan di Amerika Serikat
1.      Pelajaran Keislaman di AS: satu contoh
Ada sebuah organisasi keagamaan yang menyelenggarakan pendidikan keislaman. Islamic Academy of Muslim Community Center (MCC), di 15200 New Hampshire Avenue, Silver Spring, Maryland 20905 misalnya. MCC didirikan tahun 1976 dan mendapat dukungan dari masyarakat cukup bagus. Sebagai organisasi keagamaan, pendidikan, dan LSM sosial, MCC memiliki visi untuk menciptakan masyarakat Muslim yang bangga akan hazanah keislaman dan memberikan contoh kebaikan prinsip dan nilai-nilai Islam. Sekolah Islam MCC pada mulanya hanya menyelenggarakan kegiatan pelajaran keislaman kepada anak-anak setiap hari Minggu dari pukul 11:00-13:00. Arealnya seluas 9,57 hektar yang dibeli tunai. Dengan pengumpulan uang dari para donatur, pada tahun 1980 mendirikan gedung berlantai dua, dan tahun 1981 baru dimulai sekolah minggu.
      Tahun 1984 bangunan tahap kedua berlantai tiga yang menggabung dengan bangunan sebelumnya didirikan, dan tahun 1994 selesai membangun masjid senilai $1,2 juta dengan desain dua lantai dan dipersiapkan untuk kemungkinan perluasannya. Daya tampung masjid untuk salat Jumat 600 orang, dan untuk salat Id menggunakan bangunan lainnya guna menampung jamaah yang jumlahnya melebihi 1.000 orang. Sejak 1997 dibuka sekolah hanya sampai kelas 6, dan lulusannya melanjutkan ke Al-Huda School. MCC. Perpustakaan yang dimiliki terdiri dari buku dengan berbagai macam bahasa, paling banyak bahasa Urdu. Diharapkan ada buku atau al-Quran yang berbahasa Indonesia untuk memperkaya directory.[7]
2.      Hasil wawancara dengan ibu Dra. Hj. Susilaningsih, M.A
Guna menambah wawasan kita tentang pendidikan di Amerika, kami berusaha menggali informasi dengan seorang narasumber yang pernah menempuh pendidikan di Amerika. Beliau adalah Dra. Hj. Susilaningsih, M.A, salah seorang Dosen yang mengajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Dari segi profesionalitas, para pendidik disana memang sangat professional. Hal ini dibuktikan dengan adanya peraturan bahwa seorang guru SD minimal telah memperoleh gelar doctor. Jika belum memperoleh gelar doctor, seorang pendidik hanya bisa menjadi guru pembantu saja. Hal ini dikarenakan, sekolah menuntut seorang pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengembangkan siswa. Guru yang telah bergelar doctor tentu lebih bisa mengembangkan siswa dan menghasilkan output yang lebih meyakinkan. Walaupun, perkembangan anak dan pengelolaan kelas juga berpengaruh terhadap pengembangan anak didik.
Pendidikan di Amerika itu bersifat pragmatis, dengan tidak memperdulikan nilai dari hasil belajar. Laporan hasil belajar atau rapot tidaklah penting sama sekali. Tujuan pendidikan di Amerika untuk membentuk pribadi manusia. Disana sekolah umum tidak boleh mengajarkan pendidikan agama. Semua pelajaran yang diberikan di sekolah umum atau negeri adalah pelajaran yang bersifat pengetahuan umum. Pengetahuan tentang agama diberikan dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi pelajaran kejujuran, toleransi, hak-hak individu, menghormati orang lain, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan, kehidupan masyarakat Amerika sangat menghormati hak individu, sehingga di manapun dalam keadaan apapun mereka selalu membudayakan antri. 
Meskipun tidak ada pelajaran agama di sekolah umum bukan berarti di Amerika tidak ada pelajaran agama. Pelajaran agama diberikan di sekolah-sekolah yang bermerk agama. Misalnya saja, ada SD Islam milik orang Islam yang tinggal di Amerika. Selain itu, juga ada sekolah Kristen yang mengajarkan agama Kristen. Tambahan pula, di Amerika tidak ada pelajaran bahasa, baik bahasa Inggris, maupun bahasa yang lain. Karena, pembelajaran bahasa integratif dengan semua materi.
Sistem tingkatan kelas disana sama dengan di Indonesia, yaitu dimulai dari kelas 1 hingga kelas 12. Padahal sebenarnya Indonesia yang meniru sistem pendidikan di barat, karena sistem ini sudah dijalankan di Amerika sejak tahun 70an. Untuk tingkat sekolah dasar, disediakan dua kelas, yaitu kelas tradisional dan open class. Kelas tradisional menggunakan model pembelajaran pada umumnya, guru membrikan pelajaran dan siswa sebagai pembelajar.
Sedangkan open class model pembelajarannya adalah dengan membentuk kelompok-kelompok belajar. Di dalam kelas telah disediakan modul dan jadwal materi pelajaran per hari, sehingga siswa bisa belajar sendiri. Modul yang disediakan sampai pada level-level yang ada di atasnya, sehingga jika seorang siswa telah bisa memahami modul yang lebih tinggi dari tingkat kelasnya maka kemudian dia bisa belajar sendri untuk materi-materi yang seterusnya. Di kelas ini, guru hanya sebagai pemantau dan pembelajaran di kelas dibiarkan mengalir begitu saja,
Sebagai contoh, salah seorang putra dari ibu Susi, yang sekarang telah menjadi dosen di UMY, dahulu beliau bersekolah di Amerika sejak TK hingga kelas 4 SD. Selama bersekolah disana, beliau berada di kelas yang bersifat open class. Di kelas ini beliau bisa belajar sesuai dengan potensinya sendiri, sehingga ketika berada di kelas 4 SD, beliau sudah bisa memahami materi pelajaran kelas 12. Ketika berada d kelas 4 SD, beliau sudah diberikan tugas mencari buku d perpustakaan, kemudian membuat review, dan dipresentasikan di depan kelas.[8]


BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Berkembang 2 aliran filsafat yang berlainan, yaitu Transcendentalisme dan Pragmatisme. Transcendentalisme  mengekspresikan hal-hal yang berkenaan dengan kebudayaan, sedangkan Pragmatisme merupakan suatu pemikiran yang berusaha membentuk Amerika yang hidup, dinamis, dan progresif . Kedua aliran filsafat tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum ada kesepakatan tentang filsafat nasional Amerika. Meskipun demikian, kegiatan pendidikan di Amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa pemikiran kefilsafatan/keilmuwan/wawasan-wawasan lain. 
Dalam hal ideologi, Amerika Serikat menganut ideologi kapitalis. Kapitalisme, sebagai ideologi Amerika Serikat merupakan ideologi yang menjadi motor pergerakan Amerika Serikat di kancah internasional. Kapitalisme adalah sebuah ideologi yang lahir setelah keruntuhan paham feodalisme yang diterapkan pada masa imperium Romawi abad 14-16M. Kapitalisme merupakan ideologi yang dibangun berlandaskan sekularisme yakni pemisahan campur tangan agama dari kehidupan. Sekularisme itu sendiri muncul karena gerahnya rakyat Eropa karena sistem pemerintahan kerajaan yang dikendalikan oleh doktrin-doktrin palsu gereja yang memicu munculnya gerakan-gerakan anti agama.
Kebijakan pendidikan dibuat oleh federal, state, dan sekolah tingkat kabupaten; dan dilaksanakan oleh superintendent atau pengawas. Nilai yang diperdebatkan di bidang pendidikan ada empat, yaitu: (a)persamaan, bahwa setiap anak mendapat kesempatan untuk belajar, (b)efisiensi, (c)otonomi, dan (d)berkualitas tinggi. Dukungan politik harus selaras agar tujuan pendidikan tercapai, dan filosofinya harus sama.
Tiap state atau negara bagian memiliki sistem pendidikan tersendiri, sehingga ada 50 macam sistem pendidikan di AS sesuai dengan jumlah negara bagian. Masing-masing mendelegasikan kekuasaannya kepada dewan sekolah. Karena itu kontrol pendidikan terletak pada sekolah dan masyarakat di kabupaten.
Di Amerika terdapat sekolah yang didirikan oleh lembaga atau organisasi Islam, sehingga meskipun tidak ada pelajaran agama di sekolah umum bukan berarti di Amerika tidak ada pelajaran agama. Pelajaran agama diberikan di sekolah-sekolah yang bermerk agama itu tadi. Tingkatan pendidikan sama seperti di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
ArifinH.MIlmu Pebandingan Pendidikan , JakartaGolden Terayon Press, 1994
AssegafAbd. RachmanInternasionalisasi Pendidikan , YogyakartaGama Media, 1991.
MuslihMuhammadFilsafat Ilmu , YogyakartaBelukar, 1991.
Internet:
.




[1] Mohammad MuslihFilsafat Ilmu , ( YogyakartaBelukar2008), hal. 56 
[2] Ibid. Hal. 57.
[4] http://dewiindratanti.blogspot.com/2012/08/tugas-inovasi-pendidikan.html diakses hari selasa tanggal 05 maret 2013.
[5] Abd, Rachman AssegafInternasionalisasi Pendidikan (Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-negara Islam dan Barat , ( YogyakartaGama Media2003), hal. 228.              
[6] Ibid hal. 229-231.
[7]  Sumber : http://copyduty.blogspot.com/2011/05/sistem-pendidikan-di-amerika-serikat.html diakses hari selasa tanggal 05 maret 2013.


[8]  Hasil wawancara dengan Ibu Dra. Hj. Susilaningsih, M.A tanggal 5 Maret 2013.

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 2:14 pm Kategori:

Comments
0 Comments

0 comments: