Rouf 'Azmi Lanjut Banca [pendidikan jerman] | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Tuesday 2 February 2010

Lanjut Banca [pendidikan jerman]

Baca Paragraf Sebelumnya: Klik Disini

Dengan konsep inilah, Amerika Serikat akhirnya melakukan sebuah profesionalisasi sains atau dengan kata lain selangkah lebih maju daripada melaksanakan penekanan pada profesionalitas pendidikan dengan dibentuk masyarakat ilmuwan profesional (American Association for the Advancement of Science) pada tahun 1890. Konsep pembentukan kultur pendidikan dan kompetisi sehat antar masyarakat profesional, dengan didukung oleh pihak pemerintah dan industri dalam bentuk sistemnya ini akhirnya mengantarkan Amerika menggantikan kedudukan Jerman.

B.     Pendidikan di Jerman Masa Kini
Secara keseluruhan terdapat 324 institusi pendidikan tinggi yang tersebar di seluruh Jerman. Universitas dibangun atas prinsip "kesatuan antara penelitian dan pengajaran" dan memiliki reputasi internasional yang baik. Dalam kapasitasnya sebagai universitas yang modern, universitas mengkombinasikan riset murni dan terapan. Perjanjian kerjasama lintas disiplin ilmu dengan lembaga kerjasama multinasional dan institusi penelitian sudah jamak dilakukan. Hal ini akan memperkuat daya saing lulusan universitas.
Jumlah Fachhochschule (FH) atau University of Applied Science di Jerman cukup banyak. FH memberikan pelatihan akademis profesional yang berkualitas tinggi bagi mereka yang tidak mengejar karir dalam ilmu murni. Di samping penyampaian teori, FH juga menitikberatkan praktek yang dilakukan mahasiswa FH di perusahaan atau organisasi pelayanan sosial.
Berikut ini adalah gambaran Institusi Pendidikan Tinggi di Jerman :
1.      118 universitas, termasuk Universitas Teknik, Sekolah Tinggi Teologi, Perguruan Tinggi Komprehensif, Sekolah Tinggi Pedagogik, dengan lebih dari 1,3 juta mahasiswa.
2.      52 Sekolah Tinggi Musik, Seni dan Film, memiliki sekitar 30.000 mahasiswa.
3.      154 Fachhochschule, dengan total mahasiswa lebih dari 400.000 orang.
A Graduiertenkolleg atau Graduate College adalah bagian dari universitas yang bertujuan mendukung sarjana S2 yang berkualitas dalam program doktoral. Graduiertenkolleg terdiri dari 15-25 mahasiswa yang mengerjakan tesis dengan pilihan topik dari bidang penelitian Graduiertenkolleg bersangkutan untuk meraih gelar doktor atau gelar lainnya. Sewaktu di Graduiertenkolleg, mahasiswa dibantu dengan program khusus ditambah dengan bimbingan dan arahan dari tim yang terdiri dari para profesor.
Sebagian besar Institusi Pendidikan Tinggi Jerman berada di bawah naungan negara. Dana yang diperoleh universitas berasal dari pajak. Hingga saat ini mahasiswa Jerman dan mahasiswa asing dapat melanjutkan studi dan penelitian tanpa harus mengkhawatirkan uang kuliah. Namun, situasi ini sekarang telah berubah. Universitas di Jerman mulai menerapkan uang kuliah yang disesuaikan dengan kebijakan masing-masing negara bagian walaupun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara barat lainnya. Pada umumnya mereka menarik uang kuliah sesuai dengan standar internasional.[5]
Wajib belajar dimulai sejak usia seseorang 6-18 tahun. Selama menjalani wajib belajar, seorang siswa tidak dipungut biaya. Bahkan sarana belajar seperti buku, diberikan secara cuma-cuma. Pelajaran agama menurut undang-undang di sana menjadi mata pelajaran kurikuler. Dan sejak usia 14 tahun, siswa diberi kebebasan untuk menentukan akan mengikuti pelajaran agama atau tidak.
Jika mahasiswa atau orang tua tidak sanggup menanggung biaya hidup, ada kemungkinan menerima biaya hidup berdasarkan Undang-Undang Federal Dukungan Pendididkan yang dikenal singkatan BAFöG. Setengah dari jumlah bantuan itu diberikan sebagai beasiswa, dan setengah lagi sebagai pinjaman tanpa bunga yang harus dikembalikan paling lama lima tahun setelah masa pemberian bantuan.[6]
Adapun baru-baru ini Jerman melalui konstitusinya menetapkan pengadaan buku agama islam di sekolah-sekolah untuk mata pelajaran agama Islam. Buku pegangan untuk kelas 5 dan 6 sudah dibuat, sedangkan untuk kelas tujuh hingga 10 masih dalam proses penyusunan. Hal ini merupakan langkah Jerman untuk memenuhi hak masyarakat muslim untuk mendapatkan pendidikan secara layak.[7]


C.    Kebijakan Pendidikan di Jerman[8]
1.      Struktur Pendidikan
Di beberapa Lander, sekolah dasar dibagi menurut aliran keagamaan dari orang tua. Hubungan antara gereja Katholik dengan pihak sekolah di tiap Lander ditentukan oleh perjanjian yang disepakati dengan pihak Vatikan. Di beberapa Lander terdapat pemisahan pembelajaran keagamaannya diberikan menurut aliran keagamaan para murid-nya. Berdasarkan undang-undang yang berlaku, pelajaran keagamaan merupakan bagian dari kurikulum semua sekolah.
2.      Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah dilaksanakan secara sukarela (oleh yayasan swasta, pen). Kebanyakan taman kanak-kanak (kindergarten) bagi anak-anak usia tiga dan enam tahun dilaksanakan oleh lembaga swasta dan pihak gereja, serta disupervisi oleh pejabat sosial, yakni para menteri dan badan kesejahteraan sosial.
Sedangkan di Jerman timur, anak mulai bersekolah melalui permainan, anak dapat memperoleh pengetahuan. Anak belajar untuk bekerja sama, saling menolong, dan mengerjakan tugas yang telah diberikan. Ketangkasan manualnya, imajinasi kreatif, dan daya rasa anak diwujudkan melalui lukisan, menyanyi, seni, dan keterampilan. Perkembangan fisik dan kesehatan  ditumbuhkan melalui permainan dan aktivitas atlentik yang sesuai.
3.      Pendidikan Dasar
Sekolah dasar (Grundschule) wajib dilalui oleh semua anak. Lamanya berkisar antara 4 hingga 6 tahun. Pelajaran yang diberikan adalah agama, bahasa jerman, menyanyi, geografi, aritmatika, pendidikan fisik, seni kreativitas, dan sains. Bagi perempuan diberikan pelajaran menjahit.
Sedangkan di Jerman Timur sekolah rendah dalam sekolah menengah politeknik umum menekannkan pada kemampuan dasar membaca, menulis, keterampilan bahasa secara umum, aritmatika, dan prinsip dasar tentang alam semesta, serta mengenai kehidupan dan pekerjaan di negara sosialis.

4.      Pendidikan Menengah
Murid sekolah hingga usia 15 tahun. Mereka dapat masuk ke salah satu dari tiga jenis sekolah, yaitu sekolah umum (Hauptschulen), sekolah intermediate (Realschule), atau sekolah menengah klasik (Gymnasium).
Di Jerman timur, siswa tingkat 9 hingga 11 melanjutkan pendidikan umum dan kejuruan mereka dikelas khusus selama tiga tahun. Mereka lalu diberi sertifikat kejuruan, sebuah pengakuan bagi mereka yang telah mencapai tingkat pengembang bidang kejuruan. Mereka juga mengikuti Abitur, yakni ujian akhir akademik yang menjadikan mereka sah untuk mendaftar belajar lembaga pendidikan tinggi.
5.      Pendidikan Teknik dan Kejuruan
Pendidikan kejuruan memiliki tradisi yang lama di Jerman barat. Umumnya, tiga jenjang sekolah dapat dibedakan sebagai berikut: sekolah kejuruan paro waktu (part-time), yakni Berufsschulen; penuh waktu (full-time), yakni Berufsfachschulen, sekolah teknik (fachschulen); dan sekolah teknik lanjutan (Hohere Fachschulen, Akademien).
6.      Pendidikan Tinggi
Lembaga pendidikan tinggi meliputi universitas, universitas teknik, sekolah tinggi teologi, sekolah tinggi pelatihan guru, serta akademik seni, musik dan olahraga. Persyaratan pendaftaran bagi semua institusi, kecuali beberapa akademik seni dan musik adalah menyerahkan sertifikat  Abitur. Universitas bekerja menurut empat prinsip dasar, yaitu melaksanakan pengaturan administrasi akademik sendiri, berhubungan dengan peneliti mengajar, kebebasan meneliti dan mengajar dari pengaruh politik dan ideologi, dan kebebasan para mahasiswa untuk memilih kuliah aturan yang seminim mungkin. Universitas tradisional diorganisasikan menjadi beberapa fakultas atau jurusan dan dikelola oleh rektor atau presiden yang dipilih oleh senat (baik yang mewakili fakultas maupun mahasiswa). Sedangkan, universitas moderen diorganisasikan menjadi beberapa jurusan yang dipimpin oleh presiden (di Indonesia disebut Rektor).
Di Jerman Timur universitas merupakan tahapan tangga pendididkan tertinggi. Pendidikan tinggi bisa ditempuh oleh mahasiswa usia lebih dari 35 tahun. Disini ujian masuk tetap diperlukan. Sebuah komite diperlukan untuk menyeleksi mahasiswa calon mahasiswa yang berhasil lulus ujian, lalu memberikan pilihan kepada mereka yang memiliki pendidikan kejuruan yang utuh, serta pelayanan menwa. Kuliah sore hari bagi mahasiswa paro waktu juga diberikan di sebagian universitas.
7.      Pelatihan Guru
Pelatihan semua guru, kecuali para guru taman kanak-kanak, dilaksanakan di universitas dan lembaga pendidikan tinggi. Untuk seluruh tipe guru, pelatihan akademik diarahkan untuk mengikuti ujian negara ang pertama. Pendahuluan praktik mengajar, tahapan pelatihan guru (referendarzeit, vorbereitungsdienst), biasanya memerlukan waktu dua tahun dan diarahkan untuk mengikuti ujian yang kedua. Guru yang prospektif melaksanakan sekurang-kurangnya dua kuliah pokok dan beberapa kuliah tambahan di bidang filsafat, psikolog pendidikan dan sosiologi. Persiapan mengajar (Referendariat) berakhir selama setengah tahun dan dibentuk di lembaga khusus (Studienseminare). Selama pelayanan persiapannya ini Referendar diberi izin untuk memperoleh sedikitnya sepertiga bagian dari gaji awalnya.

D.    Hasil Wawancara tentang Sistem Pendidikan di Jerman
Pada kesempatan kali ini kami dapat mewawancarai seorang mahasiswa Jurusan Islamwissenschaften dari Freie Universitat Berlin (Free University of Berlin), Jerman yang bernama Munir Ikhwan. Pada universitas ini fokus penelitiannya adalah mengenai ilmu-ilmu sosial dan humaniora dan juga kesehatan dan ilmu alam.  Pada Oktober 2007, universitas ini diberikan penghargaan sebagai elite university oleh German Science Foundation dan Times Higher Education Supplement menempatkan perguruan tinggi ini di peringkat 1 seluruh Jerman, peringkat 6 di Eropa dan 27 di dunia, dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora.
Beliau menjelaskan bahwa pendidikan di Jerman disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan seorang anak. Pada jenjang dasar, siswa hanya diajarkan keilmuwan dasar, dan keterampilan. Sedangkan di Indonesia pada jenjang pendidikan dasar siswa sekolah sudah banyak dijejali dengan berbagai macam mata pelajaran sehingga tidak terdapat fokus pembelajaran yang dilalui oleh peserta didik. Dengan demikian implikasi dari sistem ini adalah pembelajaran yang diberikan tidak dapat membekas dalam benak siswa. Sehingga orientasi pembelajaran hanya pada taraf mencari nilai bukan pada taraf mencari ilmu. Sedangkan di Jerman pembelajaran yang demikian sesuai dengan tingkat pertumbuhan anak dapat diartikan sebagai sebuah pembelajaran yang mendalam untuk kemudian dilanjutkan pada sekolah selanjutnya.
Setelahnya siswa di pendidikan dasar diarahkan oleh sekolah sesuai dengan keahliannya (dengan diukur dari penilaian guru). Penilaian inilah yang kemudian memberikan petunjuk bagi siswa untuk dapat melanjutkan di sekolah keterampilan, teknisi, atau sekolah tinggi.
  Sedangkan jika dilihat dari mutu pendidikan yang ada di Jerman, beliau mengira pendidikan di Jerman sudah maju dan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan di Jerman dapat merata bagi semua kalangan dengan kualitas yang sama. Asumsinya, dengan demikian tidak ada dikotomisasi sekolah favorit dan tidak favorit, hal ini disebabkan karena pemerintah memberikan fasilitas yang sama kepada semua sekolah (pemerataan bantuan pendidikan dari pemerintah).
Bahkan peserta didik di sana dapat menerima subsidi dari pemerintah. Pemerintah juga sudah menetapkan pendidikan gratis bagi warganegaranya, bahkan sampai jenjang pasca sarjana. Jenjang pendidikan bisa dipastikan gratis, kecuali khusus pada sekolah-sekolah swasta yang membayar uang pendidikan sekalipun jika dibandingkan dengan negara-negara di Eropa masih relatif lebih murah.
Menurut penuturan beliau, Jerman merupakan negara sosialis yang menakankan pada kesamaan dan kerataan. Sehingga pendidikan ini ditujukan pada seluruh warganegara, bahkan semenjak kelahirannya pun seorang warganegara mendapatkan tunjangan khusus dari negara. Seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan pun dapat meminta uang untuk hidup dari negara.
Menurut penuturan beliau, Ideologi pendidikan yang digunakan untuk memandang pendidikan di Jerman adalah Sekuler Aufklarung (Pencerahan). Namun hal ini hanya sebatas asumsi dari komunikator saja tanpa melihat lebih dalam dari konsep ideologi ini. Penulis berpendapat bahwa jika ideologi yang digunakan adalah Aufklarung maka akan ada sebuah sistem turunan dari Aufklarung untuk menjalankan konsep pendidikan di Jerman, karena bagaimanapun juga ideologi negara akan mempengaruhi  sistem pendidikan di sebuah negara.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan di Negara Jerman masih diwarnai dengan konsep sosialisme dengan kesamarataan dan kesamarasaan yang mendasari ide ini. Di samping itu, pendidikan di Jerman ini merupakan suatu hal yang dibangun atas landasan kultur profesionalisasi pendidikan yang didukung oleh lembaga pemerintahan dan industri sehingga pada titik tertentu akan membawa kepada arah profesionalisasi sains sehingga terbentuk sebuah kemajuan bangsa.
Pendidikan di Jerman disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan seorang anak. Pada jenjang dasar, siswa hanya diajarkan keilmuwan dasar, dan keterampilan. Di Jerman pembelajaran yang demikian sesuai dengan tingkat pertumbuhan anak dapat diartikan sebagai sebuah pembelajaran yang mendalam untuk kemudian dilanjutkan pada sekolah selanjutnya.
Demikianlah uraian singkat mengenai Pendidikan Mancanegara (Model Pendidikan di Jerman). Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Meskipun demikian kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan. Sehingga kami senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun untuk kemajuan bersama.



B.     Daftar Pustaka

Akdogan, Cemil. 2005. Asal Usul Sains Modern dan Kontribusi Muslim, dalam IslamiaJurnal Pemikiran dan Peradaban Islam Edisi Tahun II No 5. Jakarta: Khairul Bayan.
Assegaf, Abd. Rachman. 2003. Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat. Jakarta: Gama Media.
German Academic Exchange Service (Dinas Pertukaran Akademis Jerman), Tanya Jawab, dalam www.daadjkt.org, diakses pada tanggal 25 maret 2013 pukul 10.18 WIB.
Hardjanti, Rani. 20 Negara dengan Tingkat Pendidikan Tertinggi di Dunia, dalam http://kampus.okezone.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 10.09 WIB.
Hoerudin, Cecep Wahyu. 2009. Makalah “Studi Pendidikan Mancanegara Jerman dan Indonesia”. Bandung: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Promoting Integration, dalam en.qantara.de, diakses pada 25 maret 2013 pukul 10.56 WIB
Sekolah di Jerman, dalam ikid.tripod.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 10.27 WIB.





[1] Cecep Wahyu Hoerudin, dkk, Makalah  “Studi Pendidikan Mancanegara Jerman dan Indonesia”, (Bandung : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 2009), hlm. 1.
[2] Rani Hardjanti, 20 Negara dengan Tingkat Pendidikan Tertinggi di Dunia, dalam http://kampus.okezone.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 10.09 WIB.
[3] Cecep Wahyu Hoerudin, dkk, Makalah  “Studi ...“, hlm. 2.
[4] Cemil Akdogan, Asal Usul Sains Modern dan Kontribusi Muslim, dalam IslamiaJurnal Pemikiran dan Peradaban Islam Edisi Tahun II No 5, (Jakarta : Khairul Bayan, 2005), hlm. 80.
[5] German Academic Exchange Service Dinas Pertukaran Akademis Jerman, Tanya Jawab, dalam www.daadjkt.org, diakses pada tanggal 25 maret 2013 pukul 10.18 WIB.
[6] Sekolah di Jerman, dalam ikid.tripod.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2013 pukul 10.27 WIB.
[7] Promoting Integration, dalam en.qantara.de, diakses pada 25 maret 2013 pukul 10.56 WIB
[8] Abd. Rachman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan: Sketsa Perbandingan Pendidikan di Negara-Negara Islam dan Barat, (Jakarta : Gama Media, 2003), hlm. 193-204.

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 2:05 pm Kategori:

Comments
0 Comments

0 comments: