Rouf 'Azmi Lanjut Baca [tujuan kurikulum pendidikan islam] | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Thursday 4 February 2010

Lanjut Baca [tujuan kurikulum pendidikan islam]

Baca Paragraf Sebelumnya: Klik Disini
1.      Tujuan pendidikan jasmani (ahdaf Al-jismiyah)
Tujuan pendidikan jasmani digunakan untuk mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di bumi melalui pelatihan keterampilan-keterampilan fisik.
2.      Tujuan pendidikan rohani
Tujuan pendidikan rohani digunakan untuk meningkatkan jiwa dari kesetiaan yang hanya kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW dengan berdasarkan pada cita-cita ideal dalam Al-Qur’an. Indikasi pendidikan rohani adalah tidak bermuka dua, berupaya memurnikan dam menyucikan diri manusia secara individual dan sikap negatif.
3.      Tujuan pendidikan akal
Pengarahan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan telaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan pesan dari ayat-ayat-Nya yang membawa iman kepada sang pencipta. Tahapan pendidikan akal ini adalah:
a.       Pencapaian kebenaran ilmiah
b.      Pencapaian kebenaran empiris
c.       Pencapaian kebenaran meta empiris atau mungkin lebih tepatnya sebagai kebenarann filosofis.
4.      Tujuan pendidikan sosial
Tujuan pendidikan sosial adalah pembentukan kepribadian yang utuh dari roh, tubuh, dan akal. Identitas individu di sini tercermin sebagai “an nas” yang hidup pada masyarakat plural.
B.     Kurikulum Pendidikan Islam
1.      Pengertian Kurikulum dan Kurikulum Pendidikan Islam
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh para pakarnya sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda satu sama lain, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh peserta didik yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.[6] Selain itu, ada pula yang berpendapat bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang disiapkan berdasarkan rancangan yang sistematis dan koordinatif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.[7]
Kartomo Wirosukoarjo mendefinisikan kurikulum sebagai suatu kegiatan yang direncanakan untuk dialami, diterima, dan dilakukan oleh peserta didik agar dapat mencapai tujuan.Prof. Dr. Sikun Pribadi juga mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu program belajar yang merupakan pengalaman belajar bagi para pelajarnya yang mengikuti program studi tersebut. Sedangkan Drs. Dakir mendefinisikan kurikulum sebagai suatu sistem perencanaan kegiatan pendidikan yang ditujukan kepada peserta didik oleh suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dari bermacam-macam definisi ini, dapat dilihat bahwa pengertiannya hampir sama, yaitu merupakan satu perencanaan pengajaran, baik berupa bahan pelajaran ataupun kegiatan pembelajaran.[8]
Kurikulum pendidikan islam mengandung arti sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar-mengajar secara terencana, sistematis, dan mencerminkan cita-cita para pendidik sebagai pembawa aroma islami.[9] Dengan kata lain, materi-materi yang diajarkan haruslah sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadist. Menurut pandangan Prof. Dr. Mohammad al-Djamaly, semua jenis ilmu yang terkandung dalam Al-Qur’an harus diajarkan oleh peserta didik. Ilmu-ilmu tersebut meliputi ilmu agama, sejarah, ilmu falak, ilmu bumi, ilmu jiwa, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, biologi, ilmu hitung, ilmu hukum, sosiologi, ekonomi, balaghah, bahasa arab, dan segala ilmu yang dapat mengembangkan kehidupan umat manusia dan yang mempertinggi derajatnya.[10]
2.      Ciri-Ciri Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Omar Mohammad al-Toumy menyebutkan lima ciri-ciri dari kurikulum pendidikan islam. Kelima ciri tersebut secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut :[11]
a.       Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan-tujuannya dan kandungan, metode, alat, ataupun tekhnik bercorak agama.
b.      Meluas cakupannya dan menyeluruh kandungannya. Maksudnya adalah bahwa kurikulum harus betul-betul mencerminkan semangat, pemikiran dan ajarannya menyeluruh. Di samping itu ia juga luas dalam perhatiannya. Ia memperhatikan pengembangan dan bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar.
c.       Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam kurikulum.
d.      Bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik.
e.       Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan minat dan bakat peserta didik.
3.      Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Selain memiliki ciri-ciri sebagaimana disebutkan di atas, kurikulum pendidikan juga mempunyai beberapa prinsip yang harus ditegakkan. Al-Syaibany menyebutkan tujuh prinsip kurikulum pendidikan islam, yaitu :[12]
a.       Prinsip pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilai-nilainya. Setiap bagian yang terdapat dalam kurikulum , mulai dari tujuan, kandungan, metode, dan sebagainya harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
b.      Prinsip menyeluruh pada tujuan-tujuan dan kandungan-kandungan kurikulum, yakni mencakup tujuan membina akidah, akal, dan jasmaninya.
c.       Prinsip keseimbangan yang relatif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d.      Prinsip keterkaitan antara bakat, minat, kemampuan, maupun kebutuhan ajar.
e.       Prinsip pemeliharaan perbedaan-perbedaan individual di antara peserta didik, baik dar segi minat maupun bakatnya.
f.       Prinsip menerima perkembangan dan perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat.
g.      Prinsip keterkaitan antara berbagai mata pelajaran dengan pengalaman-pengalaman dan aktivitas yang terkandung dalam kurikulum.
4.      Asas Kurikulum Pendidikan Islam
Muh.al-Thoumy al Syaibany, menetapkan empat dasar pokok dalam kurikulum pendidikan Islam, yaitu[13]:
a.  Asas Agama
Dasar yang ditetapkan berdasarkan nilai-nilai ilahi yang tertuang dalam Al-Quran maupun As-Sunnah, karena kedua kitab tersebut merupakan nilai kebenaran yang universal, abadi dan bersifat futuristik. Selain kedua sumber tersebut masih ada sumber lain, yaitu dasar yang bersumber dari dalil ijtihad. Dalil ijtihad berupa ijma’, Qiyas, Istihsan dan lain-lain.
b. Asas Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosifis, sehingga susunan kurikulum PAI mengandung suatu kebenaran, terutama dari nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini kebenaran. Hal tersebut karena salah satu kajian filsafat adalah sistem nilai, baik yang berkaitan dengan arti hidup, masalah kehidupan, norma-norma yang muncul dari idividu, sekelompok masyarakat, maupun suatu bangsa yang dilatar belakangi oleh pengaruh agama, adat istiadat, dan konsep individu tentang pendidikan.
c. Asas Psikilogis
Dasar psikologis mempertimbangkan tahapan psikis anak didik, yang berkaitan dengan perkembangan jasmaniah, kematangan, bakat-bakat jasmaniah, intelektual, bahasa, emosi, sosial, kebutuhan dan keinginan individu, minat dan kecakapan.
d.      Asas Sosial
Dasar sosiologis memberikan implikasi bahwa kurikulum pendidikan memegang peranan penting terhadap penyampaian dan pengembangan kebudayaan, proses sosialisasi individu, rekonstruksi masyarakat.




BAB III
KESIMPULAN
Sebagai suatu kegiatan yang terencana, pendidikan islam memiliki kejelasan tujuan yang hendak dicapai. Semua tujuan pastilah membahas mengenai sasaran yang hendak dicapai dalam satu waktu tertentu. Demikian pula dalam pendidikan islam, dengan meneliti maksud dari beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadist, Para ahli kemudian mencoba merumuskan tujuan pendidikan islam. Salah satunya adalah tujuan pendidikan yang diungkapkan oleh Al-Ghazali. . Beliau berpendapat bahwa tujuan dari pendidikan ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT,  bukan mencari pangkat ataupun bermegah-megahan.
Kurikulum pendidikan islam merupakan suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar-mengajar secara terencana, sistematis, dan mencerminkan cita-cita para pendidik sebagai pembawa aroma islami.[14] Kurikulum pendidikan islam harus dapat bersikap menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik. Di samping itu, kurikulum haruslah disesuaikan dengan minat dari peserta didik agar nantinya mereka dapat dengan lebih mudah menerima apa yang disampaikan oleh pendidik.
Ada beberapa asas atau landasan dalam kurikulum pendidikan islam. Landasan-landasan tersebut adalah landasan agama, landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan sosial. Landasan-landasan ini harus dijadikan sebagai pertimbangan saat membuat dan mengembangkan kurikulum pendidikan islam.


Daftar Pustaka
Nata, Abuddin Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Logos Wacana Ilmu.1997.
Zein, MuhammadFilsafat Pendidikan IslamYogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga1985.
ArifinIlmu Pendidikan Islam:Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan InterdisiplinerJakarta:Bumi Aksara2006.
Muhaimin dan Abdul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Bandung: Trigenda karya. 1993.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan PembelajaranBandung:Bumi Aksara.1994.



[1] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997), halaman 45.
[2] Muhammad Zein, Filsafat Pendidikan Islam, ( Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga,1985), halaman 17.
[3] Ibid, halaman 18.
[4] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam:Tinjauan Teoretis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta:Bumi Aksara, 2006), halaman 55.
[5] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda karya, 1993), hlm. 154
[6] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung:Bumi Aksara, 1994), halaman 16.
[7] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, ( Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997), halaman 123.
[8] Muhammad Zein, Filsafat Pendidikan Islam, ( Yogyakarta:IAIN Sunan Kalijaga, 1985 ), halaman 73.
[9] Arifin,  Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2006), halaman 136.
[10] Ibid, halaman 137.
[11] Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, ( Jakarta:LoGOS Wacana Ilmu, 1997), halaman 127.
[12] Ibid, halaman 128.
[13] Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, (Bandung: Trigenda karya, 1993), hlm. 187-193
[14] Arifin,  Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta:Bumi Aksara, 2006), halaman 136.

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 3:14 pm Kategori:

Comments
0 Comments

0 comments: