Rouf 'Azmi MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Tuesday 8 May 2012

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP


  1. LAGU
Laskar Pelangi
Oleh: Nidji
Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukkan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya
            laskar pelangi
takkan terikat waktu
bebaskan mimpimu diangkasa
warnai bintang di jiwa
            menarilah dan terus tertawa
            walau dunia tak seindah surga
            bersyukurlah pada Yang Kuasa
            cinta kita di dunia
            selamanya...
                        cinta kepada hidup
                        memberikan senyuman abadi
                        walau hidup kadang tak adil
                        tapi cinta lengkapi kita
            laskar pelangi
            takkan terikat waktu
            jangan berhenti mewarnai
            jutaan mimpi di bumi
menarilah dan terus tertawa
                        walau dunia tak seindah surga
                        bersyukurlah pada Yang Kuasa
                        cinta kita di dunia
menarilah dan terus tertawa
            walau dunia tak seindah surga
            bersyukurlah pada Yang Kuasa
            cinta kita di dunia, selamanya...selamanya...
  1. CERITA/PERISTIWA
Sebuah cerita di desa Gantong, Belitong yang mengisahkan tentang kalangan pinggiran yang gigih berjuang demi menggapai cita-cita. Ibu Muslimah dan Pak Harfan mengabdi tanpa pamrih pada dunia pendidikan, beliau berjuang untuk tetap mempertahankan SD Muhammadiyah Gantong, dan dengan penuh semangat mengajar anak-anak yang begitu luar biasa. Beliau berdua bahu-membahu mengajar disekolah yang begitu sederhana meskipun jumlah muridnya hanya 10 orang, yang dinamakan dengan “laskar pelangi”. Kesepuluh anak yang luar biasa dengan bakat dan kecerdasannya masing-masing berjuang untuk terus sekolah dan menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para anggota laskar pelangi. Sepuluh anak yang luar biasa ini tak menyerah walau keadaan tak bersimpati dengan mereka. Lintang, seorang kuli kopra yang genius, dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi demi memuaskan dahaganya akan ilmu. Demikian pula dengan Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus seniman dadakan yang kreatif dan imajinatif, namun berhasil mengharumkan nama sekolah mereka dalam karnaval 17 Agustus. Dan juga anggota laskar pelangi lainnya yang begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita. Mereka semua gigih berjuang dengan penuh semangat, ketekunan dan keinginan yang kuat, serta terus maju menghadapi tantangan demi menggapai cita-cita.

  1. RENUNGAN/IMAJINASI
Lagu “Laskar Pelangi” yang dinyanyikan oleh Nidji merupakan soundtrack film Laskar pelangi yang diangkat dari Novel karangan Andrea Hirata yang mengisahkan tentang perjuangan orang pinggiran yang gigih berjuang demi meraih cita-cita. Mereka terus berlari tanpa lelah demi mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Walaupun keadaan tak bersahabat, mereka tetap bersemangat untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Kemiskinan dan segala keterbatasan yang ada tidak menghalangi langkah mereka untuk bersekolah demi meraih mimpi dan cita-cita yang mereka impikan. Walaupun mereka hidup dalam kemiskinan, namun mereka harus berani bermimpi dan mewujudkan mimpi mereka dengan gigih dan penuh semangat. Karena mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia.
Walaupun dunia mereka tak seindah surga, namun mereka tetap bersyukur dan hidup dengan penuh keoptimisan. Segala kekurangan yang ada dalam kehidupan mereka tidak menjadi sebuah alasan untuk bermalas-malasan, melainkan segala kekurangan yang mereka miliki dijadikan sebagai pacuan yang membakar semangat mereka untuk berjuang mendapatkan pendidikan demi meraih segala angan dan cita-cita mereka.
Dalam mengarungi kehidupan, begitu banyak sikap hidup positif yang mereka miliki, seperti jujur, hidup dengan penuh kesederhanaan, gigih dalam berjuang meraih mimpi-mimpi mereka, tulus, penuh dedikasi, ulet, sabar, tekun, selalu tawakkal pada Allah, takwa, dan masih banyak lagi segudang sikap positif yang tertanam kuat dalam diri mereka.
Kegigihan dan kesabaran para guru mampu mengobarkan semangat dalam diri mereka hingga tertanam kuat, meski mereka berada dalam kemiskinan. Semangat yang mereka miliki mampu mereka gunakan dalam menghadapi tantangan, seperti jarak sekolah yang jauh dengan rumah mereka, fasilitas sekolah yang sangat minim, dan lain-lain.
 Dengan mimpi serta cita-cita yang mereka impikan mampu membawa mereka menuju kehidupan yang lebih baik. Mereka hidup dengan penuh keceriaan dan berlimpah kebahagiaan.

  1. REFLEKSI (KRITIK)
Dengan mengintip kisah cerita di atas, kita dapat mengambil pelajaran bagaimana jika kita berada pada posisi mereka yang notabene kehidupannya begitu sengsara, penuh dengan segala keterbatasan dan kekurangan. Apakah kita mampu melewati hari-hari yang seperti itu? Kita patut bersyukur dan harus lebih menghargai hidup ini, serta berusaha lebih giat dalam menghadapi terpaan dan cobaan hidup. Mereka dengan segala keterbatasan saja mampu memperjuangkan cita-cita dan impian mereka, apalagi kita yang sudah berada dalam posisi serba berkecukupan, seharusnya memiliki semangat juang, cita-cita dan impian yang jauh lebih tinggi.
Kita harus memiliki pandangan dan sikap hidup yang positif, seperti halnya anak-anak laskar pelangi yang hidup dalam kemiskinan, namun mereka memiliki sejuta kebahagiaan dihati mereka. Jadikan segala kekurangan yang kita miliki menjadi suatu kelebihan, jangan terlalu banyak mengeluh dan menyesali nasib yang mungkin kurang baik. Yakinlah bahwa Allah SWT senantiasa memberi yang terbaik untuk umat-Nya. Anak-anak laskar pelangi yang penuh dengan kekurangan, namun mereka hidup dengan penuh kesyukuran. Kita yang hidup di zaman modern seperti ini seharusnya lebih bersyukur, karena kita hidup serba berkecukupan.

  1. PENDALAMAN MATERI
Pandangan hidup adalah bagaimana manusia memandang kehidupan atau bagaimana manusia memiliki konsepsi tentang kehidupan.[1] Pandangan hidup terdiri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Ketiga hal tersebut tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
1.      Cita-Cita
Cita-cita adalah perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita juga seringkali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau harapan. Dengan adanya cita-cita menandakan kedinamikaan manusia.[2]
Sejak dalam kandungan, orang tua telah tua telah mencita-citakan agar anaknya kelak menjadi ini atau itu, sesuai dengan keinginan orang tuanya. Keinginan orang tua atas anaknya bergantung pada pendidikan, pengalaman, dan lingkungan orang tua. Namun tidak ada orang tua yang berkeinginan agar anaknya menjadi orang yang tidak baik.
Kadang-kadang cita-cita diartikan sebagai angan-angan, hal ini terjadi pada nak yang masih bersekolah di TK atau SD atau bahkan belum sekolah. Apabila anak tersebut ditanya orang tua, “Ingin jadi polisi!” atau “Ingin jadi penerbang!” hal ini karena polisi adalah sosok yang gagah dimatanya, dan penerbang kelihatan hebat saat pesawat melintas diudara. Setelah anak beranjak besar, bertambah pengetahuan, dan pengalaman, maka berubahlah angan-angan anak itu atau mungkin juga tetap. Ada cita-cita yang berarti harapan, keinginan, dan cita-cita yang berarti tujuan.
Ada juga tiga kategori keadaan hati seseorang, yaitu keras, lunak, dan lemah. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Orang yang berhati keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses. Orang yang berhati lunak dalam mencapai cita-ccita menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi, namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu. Karena itu, meskipun lambat, ia akan berhasil mencapai cita-citanya. Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Bila ia menghadapi kesulitan, maka cepat-cepat ia ia berganti haluan, berganti keinginan.[3]

2.      Kebajikan
Kebajikan dapat diartikan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan.[4] Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, yakni perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dan atas dorongan hatinya, manusia cenderung berbuat baik. Untuk dapat melihat apa itu kebajikan, harus dilihat dari tiga segi, yaitu manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk Tuhan.
Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati, yaitu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik dan buruk. Jadi, suara hati dapat menjadi hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya memilih yang baik, namun manusia sering kali mengabaikannya.
Demikian pula dalam suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, seseorang tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Sebagai makhluk Tuhan, manusia juga harus mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan yang buruk. Sehingga untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, kita harus mendengarkan suara Tuhan yang berbentuk hukum Tuhan dan hukum agama.
Jadi, kebajikan merupakan perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun dan berpakaian sopan.[5]

3.      Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap hidup bisa positif atau negatif, bisa optimis atau pesimis, dan bahkan bisa jadi apatis.[6] Setiap manusia mempunyai sikap hidup yang berbeda-beda. Sikap hidup dapat berubah menurut situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, ada yang bersikap etis ada juga yang bersikap non etis. Sikap etis disebut juga sikap positi. Beberapa contoh sikap etis yaitu lincah, luwes/supel, sabar, tabah dan lain-lain. Beberapa contoh sikap non etis yaitu sikap kaku, gugup, kasar, takut, angkuh dan rendah diri. Sikap-sikap non etis harus dijauhkan dari pribadi karena sangat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Sikap manusia merupakan hasil dari proses sosialisasi penyesuaian diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

  1. KESIMPULAN
Pandangan hidup merupakan pedoman yang digunakan oleh seseorang dalam mengarungi hidupnya demi mencapai tujuan hidup yang positif. Pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dalam mengarungi kehidupan mencakup cita-cita, kebajikan, sikap hidup. Cita-cita merupakan perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Sementara kebajikan merupakan kebaikan, sesuatu yang mendatangkan kebaikan, keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Kemudian sikap hidup merupakan keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap hidup bisa positif atau negatif, bisa optimis atau pesimis, dan bahkan bisa juga apatis.


















DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, Ahmad. 1997. Ilmu Budaya Dasar . Bandung : Pustaka Setia
Notowidagdo, Rohiman. 1997. Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sujarwa. 2010. Ilmu sosial dan Budaya Dasar: Manusia dan Fenomena Sosial Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Widagdho, Djoko. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bina Aksara


[1] Ahmad Mustofa, Ilmu Budaya Dasar (Bandung : Pustaka Setia, 1997), hal. 113
[2] Djoko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), hal. 127
[3] Ibid., hal. 128
[4] Rohiman Notowidagdo, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hal 154
[5] Ibid., hal. 118
[6]  Sujarwa, Ilmu sosial dan Budaya Dasar: Manusia dan Fenomena Sosial Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 143

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 9:47 am Kategori:

Comments
0 Comments