Oleh : Dyesi Kumalasari, Dkk
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara masalah pendidikan tidak akan pernah terlepas dari
yang namanya pengaruh luar. Islam
sebagai salah satu agama yang besar perlu menempatkan diri dalam peta
perjalanan manusia. Perkembangan Islam pun tidak serta merta tumbuh tanpa
adanya usaha untuk mencapai hal tersebut. Sebab, semua yang terjadi tidak akan
pernah terlepas dari yang namanya ’pendidikan’. Oleh karena itulah dalam rangka
mengkonstruksi akan ajaran yang ada pada jati diri islam perlu adanya usaha
melacak sejarah akan rekonstruksi yang telah dilakukan oleh pendahulu kita.
Fazlur Rahman
merupakan slah satu tokoh pembaharuan dalam pendidikan Islam, dimana banyak
sekali pemikiran-pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan Islam yang bisa
kita pelajari lebih lanjut. Untuk lebih memahami tentang pemikiran-pemikiran
fazlur rahman tentang pendidikan Islam dalam makalah ini pemakalah akan
membahas tentang pemikiran filosofis Fazlur Rahman dalam pendidikan Islam.
Dengan kita mempelajari pemikiran filosofi Fazlur Rahman semoga kita dapat
mengetahui lebih banyak lagi tentang teori-teori islam pada zaman dahulu.
Karena dengan kita memahami pendidikan Islam pada zaman dahulu atau pada
tokoh-tokoh islam kita dapat mencari kekurangan dan kelebihan pendidikan islam
pada masa sekarang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Biografi Fazlur Rahman
Dari
literatur yang ada menyebutkan bahwa Fazlur Rahman lahir pada 21 September 1919
di anak benua India, sebuah daerah yang kini terletak di barat laut Pakistan.[1] Ia
tumbuh dan berkembang dalam kultur pendidikan tradisional sampai ia mencapai
usia 35 tahun. Fazlur Rahman berasal dari keluarga yang bermahzab Hanafi, salah
satu mahzab sunni yang memiliki corak rasional.
Sebagai
lazimnya masyarakat muslim pada saat itu, Fazlur Rahman mempelajari ilmu-ilmu
Islam secara formal di Madrasah Deoband. Selama di Pakistan, ia mendapat
pendidikan tradisional dari Ayahnya, seorang ulama Deoband. Setelah menamatkan
pendidikan menengah di madrasah tersebut, ia melanjutkan studi di Departemen
Ketimuran Universitas Punjab. Pada tahun 1942, ia berhasil menyelesaikan
pendidikan di universitas tersebut dengan meraih gelar Master of Art (MA) dalam
sastra Arab.
Fazlur
Rahman mengenyam pendidikan formal dilingkungan tradisionalis, namun ia
memiliki sikap kritis, yang mana sikapnya itu mengantarkan dirinya menjadi
seorang pemikir yang berbeda dengan kebanyakan alumni madrasah. Sikap itu yang
menggambarkan ketidakpuasannya terhadap sistem edukasi Islam tradisional,
terpancar dari semangatnya untuk melanjutkan studi ke Barat, yaitu ke Oxford
University di Inggris.
Keputusan
Fazlur Rahman untuk meneruskan studi ke negeri Barat adalah hal yang
kontroversional di kalangan ulama Pakistan pada saat itu. Sebab pada waktu itu
Barat di apresiasi oleh sebagian besar masyarakat Pakistan secara negatif,
terutama di kalangan ulamanya. Hal tersebut disebabkan Barat dianggap sebagai
musuh yang membahayakan Islam baik dari segi moral maupun ideologis.
Keputusannya untuk melanjutkan studi ke Barat, ini berdasarkan atas kondisi
objektif masyarakatnya yang secara iklim intelektual belum begitu membebaskan
dan masih sangat konsevatif. Dengan kata lain ilmu yang berkembang belum mampu
menembus substansi keilmuan, belum mampu menegasikan pandangan-pandangan
konservatif yang diskriminatif dan membelenggu.
Faktor
lain yang memotivasi Fazlur Rahman adalah dinamika keilmuan di Barat begitu
progresif, dimana semangat rasionalitas berkembang sangat pesat, tidak hanya
dalam bidang sains namun juga kemajuan intelektualisme dalam bidang filsafat.[2]
Kemajuan intelektualisme di Barat dapat dijumpai pada beberapa institusi
akademis dengan tingginya frekuensi pendidikan yang melahirkan beberapa
penemuan atau teori dan sejumlah pakar atau guru besar. Sebagai contoh tokoh
yang menekuni dan memiliki spesialisasi dalam studi keislaman adalah Ignaz
Golghizer, Josep Schath, Gibb, NJ. Coulson dan masih banyak lainnya.
Keinginan
belajar ke Barat terlaksana pada tahun 1946 yaitu di Oxford University Inggris
satu tahun sebelum Pakistan merdeka. Di tempat tersebut, selain mengikuti
kuliha-kuliah resmi, ia juga mempelajari beberapa bahasa asing seperti Bahasa
Latin, Bahasa Yunani, Inggris, Perancis dan Jerman. Kemahirannya dalam bahasa
asing tersebut sangat membantu upayanya dalam mendalami dan memperluas wawasan
keilmuan terutama dalam spesialisasi studi literatur keislaman yang ditulis
oleh para orientalis.[3]
Dalam
perjalanan karir akademisnya, ia pernah menjadi dosen di Universitas Mac Gill,
Canada, 1958 dan sebelumnya pernah menjadi dosen di Durhan University Inggris. Ketika
di Inggris ia mengarang buku berjudul Prophecy in Islam: Philosopy and Ortodoxi
yang di terbitkan ketika ia berada di Canada. Adapun pengabdiannya secara
institusional terdapat di sentral pengabdian, yaitu Lembaga Pusat Kajian Islam
(Central Instute of Islamic Research) dimana ia menjabat sebagai direktur
(1962-1968), dan sebagai anggota Dewan Penasehat Ideologi Islam (The member
Advisory Council of Islamic Ideology) pada tahun 1964-1968. Adapun sebagai
pengajar, ia menjadi Guru Besar di Durhan University di Amerika.
B. Karya-karya Fazlur Rahman
Dua
pertemuan sistem edukasi, pendidikan tradisional Islam di Pakistan dan
pendidikan modern di Barat, telah menghantarkan Fazlur Rahman menjadi seorang
pemikir dan intelektual Muslim modern yang cukup produktif. Hal ini disebabkan,
karena pertemuan dua sistem pendidikan itu merupakan latar belakang edukatif
yang kondusif dalam menyokong ide-ide
dan pemikiran Fazlur Rahman.
Pakistan
yang didominasi oleh pemikiran ulama tradisionalis dengan serangkaian
kontradiksi dan perdebatan pemikiran dan politik sekitar permasalahan pola
hubungan antara negara, hukum,dan Islam merupakan ibarat pekerjaan rumah dan
menjadi tantangan bagi Fazlur Rahman. Baginya iklim ilmiah yang dikembangkan di
Barat merupakan sarana dan prasarana dalam mengembangkan kebebasan berfikir untuk mencari jawaban isu-isu
keislaman secara modern dan ilmiah. Di samping itu, keilmuan Barat yang
dikembangkan oleh para orientalis, juga merupakan tantangan pemikiran Fazlur
Rahman.
Sepanjang
karir intelektualnya, Fazlur Rahman telah menghasilkan lima buah buku selain
disertasi doktoralnya, dan tidak kurang dari 50 artikel yang dimuat di beberapa
jurnal internasional.[4]
Namun dalam penelitian ini hanya akan ditelusuri karya-karya yang berupa buku
dan akan diberi ulasan secara singkat.
Adapun
buku-buku tersebut antara lain:
1.
Prophecy in Islam:
Philosopy and Ortodoxy.
Buku ini merupakan karya Fazlur Rahman
sewaktu menjadi staf pengajar di Durhan University Inggris, dan diterbitkan
ketika ia menjadi dosen di Mc Gill University Canada, 1958. Penulisan ini
merupakan hasil dari pergulatan pemikira filsafat Islam Fazlur Rahman dan juga
dilatarbelakangi oleh realitas bahwa sarjana muslim modern masih kurang menaruh
minat terhadap masalah doktrin kenabian. Karya ini adalah sajian dan ajakan
Fazlur Rahman terhadap kalangan intelektual muslim untuk berfikir secara
rasional tentang kajian religio-filosofis Islam.
2.
Islamic Methodology in
History.
Buku ini diterbitkan di Pakistan oleh Central
Islamic Research Institution (Lembaga Pusat Kajian Islam), 1965. Buku ini
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Anas Mahyudin, dengan judul Membuka
Pintu Ijtihad, yang diterbitkan oleh Penerbit Pustaka. Secara garis besar
buku ini mengkaji tentang prinsip pokok metodologi pemikiran Islam yakni
prinsip harus kembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah, yang mana kembali kepada
kedua sumber itu, ia memiliki konsep tersendiri dalam memaknainya yang berbeda
dengan kebanyakan intelektual muslim lainnya.
Selain itu, karya tersebut juga mengkaji
secara mendalam tentang konsep ijma, dan ijtihad. Ijtihad ini
juga dikaitkan dengan meminjam istilah Arkoun “sistem nalar Islami” yang harus
ada dalam sebuah proses pendidikan. Dalam buku tersebut sistem nalar Islam
kalangan intelektual muslim, dan sistem pendidikan Islam selama ini banyak
mendapat kritik dan masukan yang ideal tentang proses pendidikan Islam.[5]
3. Islam
Buku Islam ini diterbitkan oleh
The Anchor Book, New York, 1968, yang kemudian dicetak ulang oleh The Chicago
University Pres, 1979. Buku ini dialih bahasakan ke dalam bahasa Indonesia oleh
Ahsin Muhamad dengan judul yang sama Islam, dan diterbikan oleh penerbit
Pustaka. Buku ini menyajikan tentang perkembangan Islam secara umum dari mulai
masa kewahyuan ajaran Islam sampai jaman pembaharuan. Buku ini lebih menekankan
pada kajian historis yang dilengkapi dengan keberadaan aspek-aspek pemikiran
keislaman serta dinamikanya. Ada banyak kritik historis dalam buku ini, sebagai
kontribusi Fazlur Rahman dalam rangka pembaharuan pemikiran Islam.[6]
4.
Islam and Modernity:
Transformation and Intelektual Tradition
Buku tersebut ditulis Fazlur Rahman pada
tahun 1977 dan selesai pada tahun 1978 yang kemudian diterbitkan oleh The
University of Chicago Press,
Diterjemahkan
oleh Ahsin Muhammad dengan judul Islam dan Modernitas: Tentang Transformasi
Intelektual. Fokus buku ini terpusat pada kajian dan kritik Fazlur Rahman
terhadap sistem pendidikan Islam. Buku tersebut menyuguhkan kajian analisis
kritik tentang perkembangan pendidikan Islam, metodologi pembaharuan dan
aspek-aspek pemikirannya. Kajiannnya meliputi pertimbangan-pertimbangan teoritik
konsepsional pembaharuan pendidikan Islam sebagai upaya untuk menuju modernisme
Islam yang lebih praktis. Isi buku ini juga mendeskripsikan berbagai sistem
pendidikan Islam yang terdapat di dunia Islam yang disertai dengan
kritik-kritik serta alternatif pemecahan dalam menyelesaikan persoalan
pendidikan Islam.[7]
5.
Major Themes of The
Qur’an
Buku ini diterbitkan oleh Bibleotheca
Islamica, Mineapolis, Chicago, 1980. Dalam edisi Indonesia diterjemahkan oleh
Anas Wahyudin, dengan judul Tema pokok al-Qur’an, diterbitkan oleh
penerbit Pustaka, 1983. Karya ini merupakan aplikasi konsep metodologi Fazlur
Rahman. Buku ini memberi penjelasan dan deskripsi secara utuh tentang Tuhan dan
makhluk ciptaan-Nya, baik yang bersifat transenden maupun ekologis, dengan
sebuah uraian yang konsisten dan komprehensif.[8]
C. Epistimologi dan Metodologi Fazlur Rahman
1.
Epistimologi Fazlur
Rahman
a.
Pengertian Pengetahuan
Menurut Fazlur Rahman
pengetahuan adalah proses untuk sampai pada keadaan tahu. Pengetahuan itu bukan
merupakan suatu cermin kenyataan pasif, melainkan suatu proses berkelanjutan.
Oleh karena itu pengetahuan dapat diperoleh melalui proses learning, thinking,
atau experiencing.[9]
b.
Karakteristik
Pengetahuan
Karakteristik
pengetahuan menurut Fazlur Rahman ada tiga, yaitu: