Rouf 'Azmi Lanjut Baca [biodiversitas hayati] | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Wednesday 3 February 2010

Lanjut Baca [biodiversitas hayati]

Baca Paragraf Sebelumnya: Klik Disini

a. Variasi dan Varietas
Varisasi antarindividu yang sejenis tidak hanya terdapat pada tumbuhan tetapi juga pada manusia. Misalnya di dalam suatu keluarga terdapat anak-anak yang memiliki sifat berbeda. Ada yang bulu matanya lentik dan ada yang tidak, ada yang berkumis ada yang tidak, ada yang berbadan kekar ada yang tidak. Ukuran biji kacang dari satu pohon bervariasi, ada yang kecil, ada yang sedang, ada pula yang besar. Warna bulu ayam sering beraneka ragam.

Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Misalnya ada varietas padi PB, rojo lele, dan varietas padi tahan wereng. Varietas kelapa juga bermacam-macam. Demikian juga adanya berbagai varietas mangga, ayam, dan kambing. Secara sekilas penampakan antarvarietas itu berbeda, karena masih tergolong jenis yang sama. Akan tetapi, setiap varietas memiliki gen yang berbeda sehingga memunculkan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh masing-masing varietas itu.

b. Keanekaragaman Fenotipe dan Genotipe
Keanekaragaman genotipe berbeda dengan keanekaragaman fenotipe. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang mucul pada individu dapat berbeda meskipun genotipenya sama. Perpaduan antara genotipe dengan lingkungan menghasilkan sifat yang tampak dari luar yang dikenal sebagai fenotipe.

Misalnya: apel batu yang biasa hidup di dataran tinggi, dicangkok kemudian ditanam di Malang, yaitu kota yang letaknya lebih rendah daripada Batu. Tanaman cangkok itu secara genotipe sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota Batu berbeda dengan kota Malang, akan muncul tanaman apel yang ukuran buahnya kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan fenotipe antara apel yang ditanam di Batu dan di Malang, meskipun gennya sama. Jadi, gen yang sama (genotipe sama) dapat menampakkan sifat (fenotipe) yang berbeda karena lingkungannya berbeda.
Genotipe juga dapat berubah karena perkawinan atau persilangan. Menanam biji jeruk manis belum tentu menghasilkan jeruk yang manis pula, meskipun lingkungannya sama. Hal ini terjadi karena perubahan genotipe akibat persilangan. Tanaman hasil mencangkok, genotipenya pasti sama  dan akan menampakkan fenotipe yang asal lingkungannya sama. Demikianlah, terdapat keanekaragaman gen di dalam spesies yang sama hingga memunculkan variasi tingkat spesies yang dikenal sebagai varietas.

2. Keanekaragaman Jenis
Di dalam satu jenis dijumpai keseragaman individu, namun antarjenis dijumpai keanekaragaman individu.Di lingkungan sekitar kita dapat dijumpai berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Di dalam satu famili rumput (Gramineae) dapat dijumpai rumput grinting, padi, jagung, rumput gajah. Di dalam golongan burung dapat dijumpai itik, ayam, bebek, angsa, merpati, dan burung parkit.
Sangat mudah menentukan keanekaragaman jenis karena dapat kita amati perbedaan sifat dengan jelas. Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 500 juta spesies makhluk hidup.

3. Keanekaragaman Ekosistem
Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain (baik di dalam jenis maupun antarjenis) terjadi interaksi. Ini dikenal sebagai interaksi biotik, yang membentuk suatu komunitas. Antara makhluk hidup dengan lingkungan fisik yaitu suhu, cahaya, dan lingkungan kimiawi yaitu air, mineral, keasaman, juga terjadi interksi. Ini terkenalsebagai interaksi biotik-abiotik yang membentuk sistem lingkungan atau ekosistem.

Kondisi lingkunganpun beranekaragam. Ada lingkungan yang banyak air, ada yang tidak. Ada lingkungan yang banyak mendapatkan cahaya matahari, ada yang sedikit. Demikian pula halnya dengan suhu, kelembapan, mineral, pH, kadar garam, ketinggian. Di dalam lingkungan yang berbeda dapat dijumpai keanekaragaman hayati yang berbeda. Sebagai contoh, di lingkungan pantai dapat ditemukan pohon kelapadan hutan bakau, sedangkan di lingkungan pegunungan dijumpai pohon pinus, apel, dan sayuran. Dengan beranekaragamnya kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem.

Di Indonesia, mulai dari daerah pantai hingga puncak Jayawijaya yaitu Puncak Sukarno yang tertutup es di Irian Jaya, diperkirakan terdapat 47 macam ekosistem. Beberapa ekosistem itu misalnya ekosistem hutan bakau, ekosistem hutan hujan tropik, ekosistem padang rumput (savana), ekosistem sawah, ekosistem kota, dll.

D. Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati
1. Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati

Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Hingga saat ini, berbagai jenis tumbuhan dan hewan terancam punah dan beberapa di antaranya telah punah. Sebagai contoh, Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan.

Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, alias kemungkinan sudah punah. Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita.

Kepunahan keanekaragaman hayati diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Perusakan Habitat
Habitat didefinisikan sebagai daerah tempat tinggal organisme. Kekurangan habitat diyakini manjadi penyebab utama kepunahan organisme. Jika habitat rusak maka organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia.Misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.

Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman hayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan tenteram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para nelayan menjadi terganggu.

b. Penggunaan Pestisida
Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.

c. Pencemaran
Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah.

d. Perubahan Tipe Tumbuhan
Perubahan tipe tumbuhan misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan tersebut.

2. Penebangan
Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.

3. Seleksi
Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng. Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.

Menurunnya populasi serangga pemangsa (predator) karena disemprot dengan insektisida mengakibatkan terjadinya ledakan populasi serangga yang dimangsa. Jika serangga ini memakan tanaman pertanian, maka ledakan serangga tersebut sangat merugikan petani.

E. Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati
Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati. Sesungguhnya Islam sendiri telah memberikan sebuah standar yang jelas mengenai hal ini, yaitu yang menjelaskan tentang hadist tentang sebaik manusia seperti berikut ini :
ÉȨ$®^?É< ôNägäès"ôR # È¨$¯^<#çøŠx}

Artinya: Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. (H.R. Muslim)

Berikut ini adalah kegiatan manusia yang dapat meningkatkan keanekaragaman hayati :

1. Penghijauan
Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.

2. Pembuatan Taman Kota
Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati.

3. Pemuliaan
Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.

F. Aktifitas Manusia untuk Melestarikan Keanekaragaman Hayati
Perlu adanya konservasi hutan dan penjagaan ekstra pada keberadaan cagar alam maupun hutan lindung demi tetap terjaganya keanekaragaman hayati di bumi dan keberadaan dari keanekaragaman hayati tersebut bisa seimbang dan harmonis dengan lingkungan sekitar. Karena apabila tumbuhan musnah dari muka bumi ini, manusiapun tidak akan bisa bertahan hidup dan manusia tidak akan bisa menciptakan tumbuhan tersebut. Hanya orang-orang yang dzalim yang berfikir untuk mencoba-coba mencipta seperti ciptaan Allah yang Maha Sempurna. Oleh karena itu harus menjaga harmonisasi alam, seperti hadist yang ada di bawah ini :
ø æMo?òâo#ô `oB ­<%oèoA ª!# xA$o%àAøqè)ƒ ( É«!# àAøqço àMøèÏJo : oA$o%â&öYoçª!#oÊÅÌo totöƒuäl  ÓÉ1 x# ö`uæxr 
ºooòŠÅéo¯ #óqè)èò?ÔoÅŠ9 ór x#W p­;xt   ð#qç)è?ôÔoÅŠ9ô ro#W oxixŒ æ,è?øÔoŠoù É,ø?oÔx1 ç,è?øƒo  o=ofo T`oKÅB   

Artinya: Dari Abi Hurairah r.a, Ia berkata: saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mencoba-coba untuk mencipta seperti ciptaan-Ku? Cobalah mereka menciptakan sebutir biji tumbuh-tumbuhan atau cobalah mereka menciptakan sebutir gandum.” (H.R. Bukhari Muslim)

Sikap kita sebagai orang beriman sudah sepatutnya untuk menjaga sesama makhluk Allah yang memiliki sangat banyak manfaat, sehingga kita harus merawat dan saling menyayangi. Apabila kita menanam satu pohon saja, maka itu itu bisa menjadi amal yang terus mendatangkan  pahala bagi kita. Karena apabila pohon tersebut menghasilkan sesuatu, dan hasilnya tersebut dapat dinikmati oleh orang lain atau hewan atau kelestarian alam, maka yang menanam pohon akan mendapatkan pahala dari Allah. Sebagaimana seperti yang terdapat dalam hadist berikut ini :
       V$ønñ ã¨ ÏÅ÷õyƒ ;MÏ?ô¤ãB ô`ÅBy$ByN¨?yyr Ïm÷Šn?yã ª!#¨?y¿«!#ãA÷qãy nAy$% : nAy$% ãmôZyãª!#yÅÊy5§qRs#÷`qã
×px%xy¹ ÏmÉ/ âmx< xûx$1 ¤wÉ# ÔpyJóŠÉgy/ órx# Ôûy$¤÷RÉ# ôrx# ·÷ŠxÛ ãm÷^ÏB ã@ä1 ù'xxù V$ãøy äíy øyƒ ørx#

Artinya: Dari Annas r.a, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tiada dari orang islam yang menanam pohon, lalu sebagian hasilnya dimakan oleh burung atau manusia atau dimakan binatang ternak, melainkan dengan itu Ia akan mendapat pahala.” (H.R. Bukhari) 

Oleh karena itu, hewan atau tumbuhan langka dan rawan punah dapat dilestarikan dengan pembiakan secara in situ dan ex situ. 
  1. Pembiakan secara in situ adalah pembiakan di dalam habitat aslinya. Misalnya mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon, Taman Nasional Komodo.
  2. Pembiakan secara ex situ adalah pembiakan di luar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan di kebun binatang (harimau, gajah, burung jalak bali).

Sebagai seorang kholifah di muka bumi, manusia boleh mempergunakan alam sebagai sumber pangan, namun di sisi lain manusia juga harus menghindari terjadinya gangguan-gangguan terhadap komponen ekosistem dengan menjaganya seperti hadist berikut :
U#ø8xº S>#sr ¢9#s`ÏH  Óø:s© s@sFø)烠øbs# (É«!# çAøqç s sgsR

Artinya: “Rasulullah SAW melarang membunuh hewan dengan mengurungnya dan membiarkan mati karena lapar dan haus. (H.R. Muslim)

Dari hadist diatas jelaslah kita jangan seenaknya membunuh hewan dengan sia-sia, karena dengan mengurung dan membiarkannya mati karena lapar dan haus tidak memberi manfaat apapun. Dalam hubungannya dengan hadist tersebut yaitu menjaga kestabilan rantai dan jejaring makanan. Rantai makanan adalah alur proses makan di makan yang terjadi di alam. Alur proses ini merupakan proses kehendak Allah yang terjadi agar semua mahluk hidup memiliki saling ketergantungan satu dengan yang lain dalam pemenuhan kebutuhan biologi, pengendalian dan keseimbangan ekosistem.
Dengan demikian diperlukannya kasih sayang terhadap hewan. Dalam agama juga secara jelas disebutkan bahwa kita tidak boleh menyakitinya maupun memakinya. Hal tersebut terdapat dalam hadist berikut ini:
Éb#yqyyÕø9É$/ y@¨VyH ø`yB ª!# y`yéx9

Artinya: “Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis.” (H.R. Bukhari).



A. Kesimpulan
Dari uraian makalah tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.

Bermacam-macam makhluk hidup mendiami bumi ini dengan peranan dan manfaatnya masing-masing. Tak ada satupun makhluk hidup yang Allah ciptakan tanpa adanya manfaat bagi makhluk hidup lain maupun bagi alam. Dan tumbuhan merupakan makhluk hidup utama yang menjaga kelangsungan kehidupan, karena tumbuhanlah yang menghadirkan sebuah energi yang dapat di transfer ke makhluk hidup lain dalam bentuk zat organik sebagai sumber hidup dan untuk asupan tenaganya. 

Oleh  karena itu kita harus memaksimalkan semua kemampuan, potensi, keunikan dan anugrah yang sudah Allah berikan untuk sesuatu yang berguna bagi orang banyak dan semua bentuk kehidupan di bumi. Sebagai orang beriman kita harus benar-benar menjaga keseimbangan yang telah tercipta dari awal sehingga keharmonisasian lingkungan tetap terjaga.
Demikianlah uraian singkat mengenai biodiversitas. Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Meskipun demikian kami menyadari bahwa makalah kami masih banyak kekurangan. Sehingga kami senantiasa mengharapkan masukan dan kritik yang membangun untuk kemajuan bersama.



B. Daftar Pustaka

Almath, Muhammad Faiz. 1994. Kumpulan Hadist Popular. Jakarta: Gema Insani Press.
Labib dan Muhtadim. 1993. Kumpulan Hadits Pilihan Shahih Bukhari. Surabaya: Tiga Dua.
Yahya, Harun. 2003. Keajaiban Flora dan Fauna. Bandung: Dzikra.
Soenarto, Ahmad. 1999. Terjemahan Riyadus Shalihin. Jakarta: Pustaka Amin.

Sumber Internet :
Fauzan Azhiman, Keanekaragaman Hayati (Biodiversitas), dalam http://fauzzzblog.wordpress.com, diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 pukul 11.41 WIB 
Anonim, Biodiversitas di Indonesia-Materi biologi SMA X, dalam http://www.sentra-edukasi.com, diakses pada tanggal 8 Oktober 2012 pukul 11.48 WIB


Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 3:11 pm Kategori:

Comments
0 Comments

0 comments: