Rouf 'Azmi Perkembangan Rasa Agama Usia Anak | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Friday 3 February 2012

Perkembangan Rasa Agama Usia Anak

Perkemabangan Religiositas Pada Usia Anak

  PENDAHULUAN

Para ahli Psikologi dari mazhab psikoanalisis, behavioristis dan humanis sepakat bahwa  masa kanak-kanak sangatlah penting dan membawa pengaruh yang terbawa arus dalam struktur kepribadian manusia. Kemampuan belajar anak yang tinggi penting bagi agama. Terutama selama masa kanak-kanak awal, anak menerima dunia dimana mereka dilahirkan, seperti karet busa dilemparkan dalam air, dengan sukanya menyerap lingkungan yang ada disekitarnya. Keadaan anak yang mudah menyerap itu melahirkan pandangan bahwa arah hidup dengan kuat ditanamkan selama tahun-tahun awal. Watak dan kepribadian manusia masih dapat diubah sesudah tahun pertama, ketiga, ketujuh atau tahun-tahun yang dianggap magis lain. Dalam hal ini maka orangtua mempunyai otoritas yang kuat untuk membentuk religiositas anak.

B.     TEORI PERKEMBANGAN RELIGIOSITAS ANAK
Religiositas berkembang semenjak usia dini melalui proses perpaduan antara potensi bawaan keagamaan dengan pengaruh yang datang dari luar diri manusia[1]. Dalam proses perkembangan tersebut akan terbentuk macam, sifat, serta kualitas religiositas yang akan terekspresikan pada perilaku sehari-hari. Proses perkembangan religiositas melewati tiga fase utama, yakni fase anak, remaja, dan dewasa.
a)      Karakteristik perkembangan usia anak
Rumusan Clark tentang delapan karakteristik religiositas pada anak :
1.      Ideas accepted on authority : Semua pengetahuan yang dimiliki anak semua datang dari luar dirinya terutama dari orangtuanya.
2.      Unreflective : Anak menerima konsep keagamaan berdasarkan otoritas, maka jarang terdapat anak yang melakukan perenungan(refleksi) terhadap konsep keagamaan yang diterima.
3.      Egocentric : Mulai usia sekitar satu tahun pada anak berkembang kesadaran tentang keberadaan dirinya.
4.      Antropomorphic : Sifat anak yang mengkaitkan keadaan sesuatu yang abstrak dengan manusia.
5.      Verbalized and ritualistic : Perilaku keagamaan pada anak, baik yang menyangkut ibadah maupun moral, baru bersifat lahiriyah, verbal dan ritual.
6.      Imitative : Sifat dasar anak dalam melakukan perilaku sehari-hari adalah menirukan apa yang terserap dari lingkungannya.
7.   Spontaneous in some respects : Berbeda dengan sifat imitatif anak dalam melakukan perilaku keagamaan, kadang-kadang muncul perhatian secara spontan terhadap masalah keagamaan yang bersifat abstrak.
8.    Wondering : Ini bukan ketakjuban yang mendorong munculnya pemikiran kreatif dalam arti intelektual, tetapi sejenis takjub yang menimbulkan rasa gembira dan heran terhadap dunia baru yang terbuka di depannya.
b)     Proses Perkembangan Religiositas Anak
Religiositas anak adalah hasil dari suatu proses perkembangan yang berkesinambungan dari lahir sampai menjelang usia remaja. Dalam proses tersebut faktor internal dan eksternal berperan.
Faktor yang berpengaruh dalam proses perkembangan religiositas anak yaitu :

Lanjut Baca: Klik Disini

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 7:08 am Kategori:

Comments
1 Comments