3. Sequential Couleur a’Memorie (SECAM) digunakan di Prancis
B. Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Secanggih apapun sebuah media pasti mempunyai kekurangan. Sehingga antara media satu dengan media yang lainnya saling melengkapi. Televisi yang sekarang menempati posisi tertinggi dihati masyarakat pun masih mempunyai kekurangan di samping kelebihannya. Adapun kelebihan televisi adalah:
1. Bersifat audio visual, artinya televisi dapat memadukan suara dan gambar yang bergerak.
2. Menguasai jarak dan ruang serta waktu sehingga peristiwa dibelahan bumi manapun kita bisa melihatnya saat itu juga.
3. Jangkauan televisi sangat luas dan cukup besar
4. Pemberitaan terhadap suatu peristiwa sangat cepat
5. Informasi atau berita yang disampaikan televisi bersifat lebih singkat, jelas dan sistematis.
6. Televisi bisa menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
7. Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah dan kelas-kelas, seperti orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa, melalui penyiaran langsung atau rekaman.
8. Televisi dapat memberikan kepada siswa peluang untuk melihat dan mendengar diri sendiri
9. Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda.
10. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada dunia nyata; misalnya ekspresi wajah, dan lain-lain
Sedangkan untuk kekurangan televisi adalah:
1. Bersifat transitory, artinya pesan yang disampaikan bersifat sesaat dan sekilas
2. Media televisi terikat oleh waktu tontonan.
3. Televisi tidak dapat melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar. Hal ini karena massa televisi sangat luas dan heterogen.
C. Pemanfaatan Televisi sebagai Media Pembelajaran PAI
Dalam penggunaannya televisi sangatlah mudah untuk digunakan akan tetapi dalam proses pembelajaran jangan asal pakai saja. Diperlukan adanya persiapan terlebih dahulu sebelum proses pemebelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan tidak semuanya anak didik faham akan perbendaharaan kata-kata yang digunakan dalam materi yang berlangsung di televisi. Kemudian setelah selesai diadakan kegiatan lanjutan agar semuanya bisa berjalan dengan efektif. Dengan adanya follow up setelah melihat TV, anak didik akan lebih faham akan pelajaran tersebut.
Pada tahun 2004, Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar meresmikan adanya TV-E (Televisi Edukasi), sebuah stasiun televisi di Indonesia yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat. Televisi inipun disebut sebagai Media Pendidikan Jarak Jauh. Dalam sambutannya beliau mengatakan: “sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemnajuan teknologi perlu dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan”. Pernyataan beliau sangat jelas untuk mengajak seluruh civitas pendiddikan menggunakan teknologi sebagai bumbu tambahan dalam proses pengajaran. Disamping agar tidak ketinggalan zaman, pesan ini juga mengandung bahwa teknologi sangatlah penting dalam dunia pendidikan.
Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat belajar yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Sedangkan komposisi programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%, pendidikan nonformal 30%, pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan dan program berupa berita atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.
Contoh lain televisi yang digunakan sebagai media pendidikan di Indonesia adalah Televisi Pendidikan Indonesia, yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 23 Januari 1993. TPI ini ini atas kerjasama TVRI, Depdikbud dan swasta (PT Televisi Pendidikan Indonesia). Namun keberadaan TPI sekarang tidak seperti keberadaan pada awalnya yang ± 32% untuk siaran pendidikan.
Berdasarkan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, banyak pembelajaran yang sudah memanfaatkan media audio visual, selain televisi adalah VCD, film yang digunakan dalam pembelajaran. PAI sebagai mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afeksi nampaknya akan cocok jika pola intrenalisasi nilai-nilai pembelajarannya disampaikan melalui tayangan film. Sehingga diharapkan siswa lebih menghayati dari apa yang disampaikan
Sumber: