Rouf 'Azmi Ringkasan Journal Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam (PAI) | Kumpulan Makalah Perkuliahan

Friday, 13 April 2012

Ringkasan Journal Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam (PAI)


Pemberdayaan Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah-Sekolah Umum
Oleh sukiman
A.     Pendahuluan
Belakangan ini muncul gagasan yang menginginkan bahwa pendidikan agama di sekolah-sekolah umum diganti dengan pendidikan budi pekerti. Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi bahwa pendidikan agama dihapus saja. Munculnya gagasan tersebut kalau ditelusuri tentu banyak hal yang melatar belakanginya, salah satu alasan yang  muncul ke publik adalah karena pendidikan agama dianggap kurang berhasil dalam menjalankan misi dan fungsinya sebagaimana yang telah diniatkan semula. Sejak awal mula dijadikannya sebagai mata pelajaran disekolah-sekolah umum, pendidikan agama (islam) dimaksudkan sebagai upaya untuk menghantarkan anak didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa dan berudi pekerti yang luhur. Namun pada kenyataanya pendidikan agama (islam) belum mampu menghantarkan anak didik menjadi manusia seperti yang diharapkan, yakni beriman, bertakwa dan berbudi pekerti yang luhur. Indikator kekurang berhasilannya tersebut antara lain anak didik masih banyak yang belum memiliki iman yang benar, apalagi sampai pada tingkatan takwa. Hal yang lebih memprihatinkan adalah justru banyak diantara anak didik yang terjerumus dalam perilaku-perilaku yang tidak berbudi/bermoral, seperti tawuran antar pelajar, pecandu narkoba, kebut-kebutan di jalan raya, perkosaan dan sebagainya.
Pembentukan kepriadian anak secara menyeluruh, sebenarna bukan hanya tugas pendidikan agama (islam), tetapi tugas bagi semua mata pelajaran-pelajaran yang diberikan di sekolahan tersebut, namun demikian terkait dengan pendidikan moral, dapat dikatakan bahwa pendidikan agama (islam) merupakan “core” dari
semua mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu wajar apabila kegagalan pem bentukan moralitas anak yang pertamakali disalahkan adalah mata pelajaran pendidikan agama (islam).
Menanggapi munculnya gagasan penghapusan atau penggantian mata pelajaran agama dengan pendidikan budi pekerti seperti diatas kita tidak bisa langsung berfikir apriori. Munculnya gagasan tersebut dapat kita ambil sisi positifnya yaitu kita jadikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi terhadap pelaksanaan pendidikan agama (islam). Apakah pendidikan agama (islam) betul kurang berhasil membawa hasil yang diharapkan? Jika memang betul, apa sebenarnya yang salah di dalam pelaksanaannya, persoalan-persoalan apa yang muncul sehingga pendidikan agama (islam) kurang berhasil, dimana leak keurangannya dan bagaimana upaya untuk mengatasinya.
B.     Persoalan PAI di sekolah umum dan solusinya
Persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan agama islam di sekolah umum adalah bahwa pendidikan agama kurang mampu menghantarkan peserta didik untuk menjadi insan  yang beriman, bertakwa dan berbudi pekerti yang luhur, selama ini  pendidikan agama islam hanya berhasil menghantarkan anak didik pada tingkat penguasaan ilmu agama saja (ranah kogitif) dan belum banyak menyentuh aspek sikap dan perilaku beragama. Persoalan PAI tersebut apabila ditelusuri lebih lanjut dilatar belakangi oleh dua faktor, yakni faktor eksternal dan faktor internal. Kedua faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Faktor eksternal, yakni faktor yang berada di luar sekolah, diantaranya:
a)      Sikap orang tua dibeberapa lingkungan sekolah yang kurang mendukung keberhasilan pendidikan agama bagi nak-anaknya.
b)      Situsi lingkungan sekitar yang tidak atau kurang mendukung (kondusif).
c)      Dampak negatif dari perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni).
2)      Faktor internal, yakni persoalan-persoalan PAI yang berasal dari internal kelembagaan (sekolah), antara lain:
a)      Mutu guru PAI yang masih rendah.
b)      Kurangnya solidaritas sesama guru di lembaga tertentu.
c)      Setrategi pembelajaran yang konvensional dan monoton.
d)      Kurangnya alokasi waktu sedangkan materi padat.
e)      Sistem penilaian yang kurang tepat.
Mencermati persoalan persoalan PAI yang telah diungkapkan diatas, ditawarkan beberapa alternatif pemecahan berikut:
1.      Terkait dengan persoalan yang ersumber dari faktor eksternal antara lain dengan jalan mengembangkan sistem pendidikan yang integral dalam arti keterpaduan antara pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
2.      Menciptakan dan meningkatkan mutu guru PAI dengan menggunakan sistem pemberdayaan yang berkelanjutan.
3.      Kerjasama antara guru PAI dengan guru-guru lannya hendaknya lebih ditingkatkan.
4.      Hendakya guru PAI mengembangkan kegiatan pemebelajaran yang memungkin kan guru dan siswa untuk sama-sama aktif (model CBSA). Kemudian guru diharapkan dapat mengembangkan sistem penilaian yang lebih komprehensif sehingga mampu menilai semua aspek anak didik (kognitif, afektif dan pdikomotorik).
5.      Untuk mengatasi keterbatasan waktu dan tuntutan kurikulum yang padat, guru Pai dapat melakukan hal berikut:
a.       Pengembangan pola pengorganisasian kelas yang bervariasi.
b.      Mentradisikan kegiatan hari besar keagamaan dengan melibatkan anak didik secara aktif.
c.       Menyelenggarakan kegiatan perlombaan keagamaan baik di sekolah maupun antar sekolah dalam satu wilayah.

Ditulis Oleh : Abdur Rouf Hari: 10:26 pm Kategori:

Comments
0 Comments